Lamarsekarang lowongan kerja Admin Gudang (pabrik Tekstil) di Haswara Anjaya Akeh (Haswara Anjaya Akeh) PT 2022. (Pabrik Tekstil) Haswara Anjaya Akeh PT .000 - 3.150.000. Persyaratan - Perempuan usia 25-35 tahun - Pendidikan min. D3 semua jurusan - Berpengalaman di bagian admin gudang pabrik tekstil min. 1 tahun (lebih di utamakan BagianBagian Kerja Di Kahatex - Imbas Pandemi Corona 1 200 Buruh Pabrik Tekstil Pt Kahatex Dirumahkan. Yang satu ini merupakan fungsi utama dari surat lamaran kerja, karena dengan hadirnya surat lamaran kerja berarti permohonan tersebut sifatnya resmi dan tentu akan langsung diterima sebagai permohonan dan. Surat lamaran kerja adalah surat HubunganBeban Kerja Mental terhadap kejadian Abortus pada Pekerja Bruruh Pabrik di PT. Great Giant Pineapple. Ratna Dewi Puspita Sari1, Soraya Rahmanisa 2, Evriana Citra3, 1Bagian Obstetrik dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung 2 Bagian Kedokteran Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung Pekerjaansebagai seorang administrasi tersebut banyak di tempatkan di segala divisi,karena semua divisi di dalam pabrik membutuhkan seorang yang bisa menjadi administrasi. Adapun contoh administrator di divisi adalah sebagai berikut : Administrasi divisi Produksi. Administrasi divisi Engineering. Administrasi divisi HRD dan General Affairs. Operasikomersial Perusahaan di industri tekstil dimulai pada tahun 1974, dan operasinya dalam polimerisasi dimulai pada tahun 1990. Produk Perusahaan dipasarkan baik di dalam maupun di luar negeri, termasuk Eropa, Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Produk hulu HDTX meliputi polyester chips dan benang filamen. Kerja Pabrik tekstil di Bandung Cari di antara 27.000+ lowongan kerja terbaru Pekerjaan penuh waktu, sementara dan paruh waktu Langganan informasi lowongan kerja Cepat & Gratis Pemberi kerja terbaik di Bandung Kerja: Pabrik tekstil - dapat ditemukan dengan mudah! . PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA INDUSTRI TEKSTIL MAKALAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat MagisterPENYAKIT AKIBAT KERJA PADA INDUSTRI TEKSTIL MAKALAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat MagisterAbstrak Latar belakang . Perkembangan industri tekstil di Indonesia tidak lepas dari timbulnya masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Dampak yang timbul dari perkembangan industri tekstil di Indonesia salah satunya penyakit akibat kerja bagi para pekerja. Pembahasan Industri tekstil menggunakan berbagai bahan baku seperti sutra, kapas, asbes, wool, dan sebagainya. Bahan baku yang digunakan dalam industri tekstil dapat menyebabkan penyakit bagi para pekerja. Dalam higiene industri, ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain antisipasi, rekognisi, evaluasi dan pengendalian. Penyakitpenyakit yang bisa menyerang pekerja dalam industri tekstil antara lain penyakit saluran pernapasan; seperti bronkitis, influenza, byssinosis penyakit pneumoconiosis yang disebabkan oleh pencemaran debu napas atau serat kapas di udara yang kemudian terhisap ke dalam paru-paru; penyakit akibat kerja seperti pneumopathia pada pekerja yang mengolah vlas yang sudah terlalu lama disimpan; kanker kulit dan jari-jari tangan; penyakit paru-paru akut pada para pekerja yang menggunakan kapas berwarna dan berkualitas rendah; byssionis pada pekerja-pekerja pemintalan; penyakit antraks pada pekerja pengolahan wool; gangguan kesehatan akibat pengaruh fisik seperti pernafasan dan kebisingan pada pekerja bagian karding atau blowing, juga kelembapan sering menimbulkan gangguan kesehatan para pekerjaan; kebakaran akibat pemakaian aliran listrik, ledakan dari mesin-mesin yang berputar dan human error kesalahan manusia/ pekerja terjadi akibat dari kelelahan. Kesimpulan Untuk mengantisipasi penyakit akibat kerja di industri tekstil, bukan hanya tanggungjawab pihak perusahaan saja namun juga tanggungjawab dari pekerja itu sendiri. SOP yang sudah dibuat oleh perusahaan, wajib dilaksanakan oleh pekerja dan perusahaan harus memberikan sanksi pada pekerja yang melanggar SOP tersebut. Bila terjadi penyakit akibat kerja, maka perlu ditinjau ulang setiap aspek dari pekerjaan, agar potensi bahaya bisa diidentifikasi. Selain itu, perlu penegakan disiplin pekerja terhadap pemakaian alat pelindung diri terutama masker dan sumbat telinga. Untuk meningkatkan pengetahuan dari para pekerja, maka perlu adanya penyuluhan bidang kesehatan dan keselamatan kerja, serta keterampilan para pekerja. Kata kunci penyakit akibat kerja, industri tekstil, higiene industri. Tak dapat dipungkiri bahwa industri tekstil saat ini mulai banyak mendapat perhatian pemerintah. Daftar gaji karyawan pabrik tekstilsemua posisi 2022 juga semakin tersebut membuktikan bahwa pabrik yang berjalan dalam bidang tekstil ini juga memperhatikan kemakmuran para pegawainya selain kualitas dari tekstil itu sendiri. Umumnya ada beberapa macam posisi dalam pabrik tekstil dan gajinya pun Pabrik Tekstil1. Serat2. Benang3. KainGaji Karyawan Pabrik Tekstil di Berbagai PosisiContoh Slip Gaji Karyawan Pabrik TekstilSistem Gaji dan Persebaran Pabrik Tekstil di IndonesiaCara Melamar Pekerjaan di Pabrik TekstilKesimpulanTentang Pabrik TekstilSebelum membahas daftar gaji karyawan pabrik tekstil, ada baiknya Anda ketahui dan pahami dulu tentang pabrik tekstil itu sendiri. Industri atau pabrik tekstil merupakan salah satu bidang industri yang bekerja untuk memproduksi kain. Proses produksinya dimulai dari serat menjadi benang lantas jadi akan tekstil di kalangan konsumen inipun cukup tinggi, tak heran jika pabrik tekstil umumnya mulai berkembang dengan pesat. Bahkan ratusan tenaga kerjanya pun sangat dibutuhkan untuk masuk ke industri ini jugalah yang membuat pemerintah akhirnya memperhatikan kemakmuran gaji karyawan pabrik tekstil. Diantara ragam produk layanan pabrik tekstil adalah sebagai berikut1. SeratProduk pertama yang dikerjakan oleh pabrik tekstil ini adalah pengolahan serat. Ada dua jenis serat yang umumnya diproduksi oleh pabrik tekstil. Dua jenis serat tersebut adalah serat alami dan contoh serat alami yang dipakai biasanya berasal dari hewan atau tanaman adalah seperti sutra, wol, kapas, rayon, dan masih banyak lagi. Sedangkan contoh serat buatan adalah seperti polyester, nilon, spandex, dan BenangSerat yang sudah diproduksi tersebut lantas diolah menggunakan teknologi yang sudah canggih untuk menjadikan serat menjadi benang. Produksi benangnya pun ada bermacam-macam jenis. Biasanya jenis benang yang dihasilkan akan sama dengan bahan dasar terkadang sesuai permintaan pasar, pabrik juga akan membuat produk benang yang berasal dari beberapa campuran bahan serat dan menjadi benang yang sudah dalam bentuk benang, pabrik bisa memilih untuk mengolahnya lagi jadi kain atau langsung menjualnya di KainProduk akhir yang dibuat dalam pabrik tekstil ini adalah kain. Seperti halnya benang, jenis kain yang dihasilkan oleh pabrik tekstil ini juga biasanya sesuai dengan jenis benang yang digunakan, sehingga menghasilkan berbagai jenis kain yang beredar di benang akan menjalani proses tenun dan beberapa proses lain hingga menjadi kain, yang disesuaikan dengan kebutuhan awal jadinya kain biasanya disebut dengan istilah PFD Prepare For Dye. Setelah proses ini, kain yang sudah jadi masih harus menjalani proses pewarnaan atau atau posisi pekerjaan di pabrik tekstil ada bermacam-macam. Hal ini jugalah yang menjadi faktor berbedanya gaji tiap posisi yang ada di pabrik ini. sebagai referensi, berikut ini ada tabel daftar gaji karyawan pabrik tekstil untuk beberapa posisi secara umumNoPosisi/ JabatanGaji per Assistant Rantai Network Executive, Marketing Power Staff and Account Payable Air Import Koordinasi Benang Mutu Make Technology Purchasing Resource Slip Gaji Karyawan Pabrik TekstilSetiap masa penggajian, perusahaan tekstil pasti akan memberikan slip gaji yang sesuai dengan kontrak gaji tiap karyawannya. Berikut ini beberapa contoh slip gajinyaContoh slip gaji yang ada dalam link tersebut memperlihatkan bukti penggajian kepada karyawan dengan jabatan Shift. Tertera di sana gaji pokoknya adalah juta rupiah dengan penambahan lain-lain seperti premi hadir, tunjangan jabatan, tunjangan istimewa, dan perhitungan potongan BPJS Ketenagakerjaan dipotong dan pekarti maka gaji bersih yang diterima oleh KA Shift adalah disimpulkan, penambahan gaji bisa lebih besar jika waktu lembur juga bertambah. Untuk jabatan yang lebih tinggi dari jabatan di atas, tentu saja nominal gaji pokok yang didapat akan lebih besar Gaji dan Persebaran Pabrik Tekstil di IndonesiaSecara umum sistem gaji pada pabrik tekstil hanya menggunakan dua jenis. Pertama sistem penggajian harian atau bulanan dengan penambahan gaji lembur jika ada jam lembur. Kemudian yang kedua adalah berdasarkan posisi dari karyawan itu sendiri, sebagaimana yang bisa dilihat di berdasarkan posisi karyawan, maka semakin penting dan tinggi jabatan gaji akan semakin tinggi. Terkait persebaran pabrik tekstil di Indonesia, saat ini sudah semakin banyak pabrik tekstil yang didirikan di berbagai kota besar di ini juga berkaitan dengan banyaknya kebutuhan tekstil konsumen, sehingga pemerataan pabrik tekstil ini memang harus Gaji Karyawan MatahariCara Melamar Pekerjaan di Pabrik TekstilTertarik dengan pekerjaan di pabrik tekstil? Berikut ini kami berikan beberapa cara melamar pekerjaan di pabrik tekstil yang bisa dicobaCari info lowongan pabrik tekstil, baik online maupun diri dengan mencari tahu sistem pendaftarannya online atau offline. Jika online, buka situs resmi perusahaan. Jika offline, datangi bagian pendaftaran pegawai baru di semua berkas dan data diri yang dibutuhkan untuk posisi yang sesuai dengan bidang panggilan tekstil memang kini banyak jadi perhatian masyarakat, mengingat industrinya bisa dibilang tidak akan mati/ ini juga terbukti dari banyaknya peminat lamaran kerja di pabrik tekstil. Gaji tiap karyawannya yang terbilang cukup tinggi pun menjadi faktor banyaknya peminat bidang pekerjaan yang satu ini, ditambah menjadi pegawai pabrik nya pun mulai dari lulusan SMK/SMA Sederajat/Informasi gaji karyawan pabrik tekstil di atas bisa menjadi acuan untuk Anda yang memang mendambakan bekerja di perusahaan tekstil. Gaji yang didapat rata-rata memang cukup tinggi mengikuti jabatan yang didapat, sehingga industri tekstil layak jadi pekerjaan idaman. Departemen Dalam Industri Garment “Life is study, if you don’t study you look like not life” Departemen Dalam Industri Garment ada beberapa macam. Tidak mungkin dalam memproduksi suatu produk hanya dilakukan oleh satu bagian saja. Misalnya dalam dunia industri pakaian jadi, bahan baku material utamanya adalah fabric. Untuk mendapatkan bahan baku utama tersebut terlebih dahulu perlu mengubah serat menjadi benang dan kemudian menjadi fabric. Industri ini menyediakan banyak kesempatan kerja, fleksibel dan menawarkan kepada masyarakat dunia tentang berbagai jenis model dan pilihan pakaian mulai dari pasar massal hingga mode kelas atas. Teknologi garmen menggabungkan sejumlah teknologi individu, dan masing masing memberikan kontribusi khusus untuk produksi garmen. Proses pembuatan garmen mencakup sejumlah proses mulai dari penerimaan pesanan hingga pengiriman garmen jadi. Garmen jadi merupakan tahap akhir dari proses manufaktur tekstil, di mana fabric akan dipotong menjadi bagian bagian terpisah yang berbeda dan kemudian dijahit untuk dijadikan sebuah garmen jadi. Semua proses pembuatan garmen dilakukan di berbagai bagian dalam industri garmen. Seperti yang diketahui bersama bahwa dalam pabrik apapun, memiliki bagian atau departemennya masing masing, dan tentunya menjalankan tugasnya berdasarkan bagiannya. Begitu juga dalam pabrik garmen, terdapat berbagai departemen yang memiliki tugas penting masing masing untuk menciptakan sebuah garmen jadi. Setiap departemen bertanggung jawab untuk produksi yang lebih baik. Masing masing pabrik bisa memiliki departement departement yang berbeda menyesuaikan kebutuhannya. Pada kesempatan kali ini penulis akan memberikan contoh standar departemen yang harus dimiliki oleh sebuah pabrik untuk bisa beroperasi dan menghasilkan produk garmen jadi. Pengertian departemen secara umum adalah suatu bagian yang memiliki tugas spesifik dari suatu organisasi yang lebih besar. Artinya di dalam departemen harus ada organisasi beserta struktur organisasinya dengan pembagian tugas masing masing sesuai dengan peringkat dan kewajibannya. Sementara pengertian departemen dalam industri garmen adalah suatu oraganisasi atau kelompok yang dibagi atau dikelompokkan berdasarkan struktur organisasi yang sesuai dengan tugas masing masing sesuai dengan klasifikasinya untuk menjalankan proses produksi garmen. Untuk diketahui, departement dalam pabrik garmen setidaknya memenuhi klasifikasi yang dibutuhkan supaya bisa beroperasi dan menyelesaikan produknya. Penulis akan membahas semua bagian departement dalam industri garmen beserta fungsinya, sebagai berikut 1. Merchandiser, Departemen merchandiser adalah departemen yang sangat vital dan tidak sembarang orang bisa menempati posisi ini. Biasanya departemen merchandiser hanya terdiri dari beberapa orang saja, akan tetapi memikul tanggung jawab yang sangat besar. Mengapa posisi ini sangat vital ? karena departement inilah yang membuat perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, dan pengiriman pesanan produk kepada pembeli. Merchandiser memegang semua informasi mengenai produk yang dijalankan. Mereka melakukan pengembangan produk, penetapan biaya dan pemesanan, dan memiliki kontak langsung dengan pembeli. Merchandiser bertugas untuk menyampaikan informasi kepada semua departement lain dan bertanggung jawab mulai dari proses awal sampai dengan pengiriman barang. Mereka harus terlibat dalam setiap proses yang ada dalam factory, meskipun yang melakukan pekerjaan masing masing departement bukan merchandiser, akan tetapi mereka harus tahu dan terlibat karena merchandiser merupakan jembatan informasi dari Buyer kepada factory dan begitu sebaliknya. Yang menjadikan tanggung jawab merchandiser semakin besar adalah karena mereka mengontrol dan mengecek pekerjaan semua departement untuk dilaporkan kepada Buyer. 2. Departemen Sampel, Departemen selanjutnya adalah Departemen sampel. Departemen sample juga berhubungan langsung dengan merchandiser, merchandiser menerima sample dari Buyer kemudian direview bersama dengan departemen sample sambil mengecek semua detail tentang sample tersebut. Jika ada hal yang mengganjal dan masih belum mengerti maka merchandiser akan menanyakannya kepada Buyer. Selain itu departemen sample juga perlu berkoordinasi dengan departemen produksi. Hal itu dilakukan untuk melihat penampilan produk jadi dan apakah cocok atau tidak ketika diproduksi dalam jumlah massal dan untuk mengkonfirmasi apakah ada ketidak konsistenan dalam pola sesuai dengan spesifikasi yang diberikan Buyer. Ini juga membantu untuk menentukan konsumsi fabric, benang, dan aksesoris lain yang digunakan. Merchandiser akan memberikan lembar work sheet kepada departemen sample untuk mereview dan mengecek detailnya mulai dari sewing detail, Tech Pack PLM / TP, dan aksesoris apa saja yang perlu dipasangkan dalam garmen. Setelah sample selesai dibuat maka akan dikoordinasikan dengan departemen sewing. 3. Departemen Fabric, Karena fabric adalah bahan baku utama dalam garmen, maka harus mendapatkan perhatian khusus. Untuk Vendor Factory FOB, merchandiser harus memesan sendiri fabric tersebut. Mereka harus menentukan supplier, menghitung consumption YY, dan memilih jenis fabric yang dibutukan. Berbeda dengan factory CM, merchandiser bertugas memfollow up schedule T & A, mereka harus mengetahui planning fabric kapan akan masuk dan mengatur perencanaan produksi nantinya. Mereka harus benar benar memastikan kedatangan fabirc on time di factory, sehingga proses produksi tidak akan terlambat. Departemen fabric akan mendapatkan informasi dari merchandiser mengenai jenis fabric apa saja yang dipakai, berapa total kuantiti yard nya, apa saja colornya, berapa consumptionnya YY, dan hal lainnya. Di dalam departemen fabric juga terdapat bagian inspeksi. Tujuan utama tim inspeksi fabric adalah mengidentifikasi dan menganalisis ada tidaknya kecacatan pada fabric dengan menggunakan berbagai metode inspection standar. Mereka harus memastikan fabric bisa digunakan apa tidak sesuai dengan regulasi, jika ditemukan defect harus segera melaporkan kepada departemen merchandiser untuk mendapatkan persetujuan dari Buyer apakah fabric bisa dipakai atau tidak. Selain itu, di dalam departemen fabric juga ada bagian Laboratorium Gramasi. Bagian ini bertugas untuk mengecek segala hal yang berhubungan dengan approval fabric. Misalnya, melakukan blanket test, membuat shade band, mengecek gramasi fabric dan garmen, pengujian wash garmen, crocking test dan hal lain yang berhubungan dengan laborat fabric dan garmen. Jika ada kegagalan dalam test, pihak gramasi harus melaporkan kepada merchandiser dan akan ditindaklanjuti kemudian bersama dengan Buyer. Terkadang approval fabric berbeda dengan aktual fabric yang datang, oleh karena itu perlu dicek ulang dengan fabric swatch dari Buyer. Baca juga Tahapan Dalam Pemeriksaan Garmen 4. Departemen Aksesories dan Trims, Satu paket dengan departement fabric, departemen aksesories dan trims pasti selalu berjalan beriringan. Penerimaan bahan baku fabric atau aksesoris dari supplier biasanya dilengkapi dengan dokumen. Sama halnya dengan departement fabric, departemen juga akan menerima informasi mengenai aksesories dan trims apa saja yang harus ada lewat lembar accesories detail list. Dalam accesories detail list tercantum mengenai segala jenis aksesories dan trims apa saja yang harus digunakan. Tugas merchandiser dan departemen aksesories trims ini memastikan kedatangannya tepat waktu dan sesuai dengan kuantiti yang dibutuhkan. Departemen aksesories trims juga harus mengecek kedatangan barang apakah sudah sesuai dengan detail apa belum, terkadang supplier salah mengirimkan barang. Masing masing kedatangan aksesories trims harus dicek ulang dengan approval dari Buyer. Jika ada perbedaan antara kedatangan dengan approval maka segera informasikan ke merchandiser untuk mengkomunikasikannya kepada Buyer. Di dalam departement aksesories trims juga ada bagian Laboratorium. Akan tetapi lazimnya, bagian laboratorium aksesoris trims dan fabric menjadi satu untuk memudahkan pengecekan. Namun, ada pabrik yang menempatkan kedua bagian ini secara terpisah. Di dalam industri garmen juga harus dilengkapi dengan semua instrumen untuk pengujian fabric dan aksesories trims. Jika fasilitas untuk pengujian khusus yang diminta oleh pihak Buyer tidak tersedia di industri, maka pengujian harus dikirim ke laboratorium eksternal yang telah diotorisasi oleh Buyer. Kenapa uji lab menjadi sangat penting ? karena berhubungan dengan quality fabric maupun aksesories trims. Terkadang di dalam aksesories trims ada kandungan kandungan yang berbahaya dan tidak diperbolehkan digunakan oleh manusia, sehingga perlu adanya pengujian ulang untuk meningkatkan mutu / quality produk. Terkadang fabric dan aksesories setelah dirangkai menjadi garmen yang kemudian dicek mesin detektor akan terkena warning karena kandungan material di dalamnya. Aksesories trims juga harus melaui pengecekan ulang lewat lab, terutama untuk price ticket crocking test, label, button, zipper, dan lainnya. Segala hasil pengujian harus diinformasikan kepada merchandiser untuk ditindaklanjuti. 5. Departemen CAD Computer Aided Design, Departemen CAD Computer Aided Design sangat berkaitan erat dengan sample dan garmen, karena mereka yang mengeluarkan pattern dan mini marker. Biasanya di industri garmen dengan skala yang besar memiliki departemen desain sendiri untuk berbagai gaya pakaian. Departemen CAD bertanggung jawab atas fungsi fungsi seperti menentukan rata rata pemotongan untuk penetapan biaya efisiensi marker, membuat penanda pemotongan paling efisien mini marker, pengembangan dan perubahan pola, pengembangan pola pengaturan ukuran dengan menilai hasil aktual, serta mengelompokkan pola. Karena pattern selalu berkaitan dengan proses pembuatan garmen dan untuk mini marker berfungsi untuk acuan pemotongan fabric dalam departemen cutting. Departemen cutting akan memotong mengikuti mini marker dan pattern yang dikeluarkan oleh bagian CAD. 6. Departemen Pemotongan Cutting, Departemen cutting menerima instruksi dari manajer produksi / factory manager yang telah menyetujui pesanan pemotongan untuk memotong sejumlah gaya pakaian. Sebelum pemotongan dimulai, mereka harus mengecek approval fabric terlebih dahulu. Jangan sampai sudah terlajur selesai cutting tetapi fabric tidak bisa digunakan karena tidak sesuai dengan permintaan dari Buyer, hal ini akan menjadi sia sia dan menghabiskan biaya produksi. Selain itu sebelum pemotongan dimulai, departemen harus meminta dan mengecek terlebih dahulu mini marker dan pattern yang akan digunakan. Mereka harus tahu bagaimana permintaan dari Buyer mengenai ukuran pola, ratio, metode spreading, berapa jumlah kuantiti per size per colornya, dan style ini mempunyai program khusus apa tidak. Jika memiliki program khusus seperti embro / print, mereka harus menanyakan bagian panel mana yang harus dikirimkan ke supplier, supaya tidak salah nantinya. Selain itu, proses numbering sangat penting dilakukan sebagai penanda dan harus dilakukan dengan benar, jangan sampai numberingnya berbeda bahkan terbalik. Hal itu bisa berakibat tidak terpakainya potongan karena berbeda warna atau bahkan hanya ditemukan salah satu sisinya Front / Back only. Jika ada hal yang tidak jelas, misalnya seperti metode spreadingnya, cara pemotongannya, panel yang harus dikirim yang mana dan ke supplier apa, segera komunikasikan dengan merchandiser di factory. 7. Departemen Produksi sewing, Setelah menerima pesanan dari Buyer, pertemuan pra produksi dengan antar departemen harus dilakukan. Setelah itu, bersama dengan merchandiser / production planning, departemen produksi akan menetapkan dan membagai line sewing untuk style yang akan dikerjakan dengan mempertimbangkan line yang memiliki kapasitas untuk menyelesaikannya tepat waktu. Planning production bersama dengan departemen produksi dan factory manager kemudian mengatur schedule, melakukan estimasi, dan perencanaan mengenai jumlah pesanan, jumlah operator, plan cutting, pemecahan pesanan, rincian operasi, dan lain sebagainya berdasarkan unit tertentu. Di dalam departemen sewing, biasanya ada departemen tambahan seperti departemen ME Manufacture Excellent. Meskipun sebenarnya departemen ini terpisah, akan tetapi penulis akan memasukkannya ke dalam departemen produksi. Departemen ini bertugas untuk menganalisa garmen, analisis kinerja operator, analisis proses di line, menentukan target berdasarkan SMV Standard Minute Value, menganalisa performa line, meningkatkan efisiensi dan produktifitas operator, memberikan problem solving dalam proses yang bermasalah, dan hal lain yang ada di line sewing. Setelah menganalisis garmen dan kapasitas line, ditentukanlah target produksi per hari untuk garmen tersebut. Perencaan sewing tersebut harus selesai sebelum batas waktu pengiriman barang. Departemen produksi akan memperoleh perincian seperti style garmen, jumlah kuantiti per size per color, spec garmen, bagaimana permintaan proses cara menjahitnya, batas waktu pengiriman / ekspor, dan hal lain yang berkaitan dengan sewing. Setelah menerima semua rincian di atas, departemen produksi mengirimkan permintaan ke bagian cutting untuk melakukan pemotongan. Baca juga Manufacture Excellent ME beserta tugas dan fungsinya 8. Perawatan Mesin Mekanik Mesin dan mekanik tidak bisa terpisahkan, sebagus apapun mesin tersebut jika dipakai terus menerus akan membutuhkan perawatan, dan mekanik diperlukan untuk itu. Quality garmen yang tidak diinginkan sebagian besar hasil dari mesin yang tidak dirawat dengan baik. Sering kali menemukan kendala dalam proses sewing juga diakibatkan dari mesin, bahkan operator sering menggunakan alasan mesin sebagai alasan gagalnya mencapai target. Tidak bisa dipungkiri bahwa untuk menghasilkan garmen dengan quality yang bagus harus didukung dengan mesin yang bagus pula. Bagaimana bisa menghasilkan garmen dengan quality yang bagus jika jahitannya sering loncat tidak beraturan, tensionnya tidak sesuai, sering keluar minyak, dan masalah pada mesin umumnya. Maka dari itu perawatan mesin sangat penting untuk menunjang proses sewing. Jika mesin rusak akan menghambat proses sewing dan tentunya membuang waktu yang berdampak pada target hasil produksi. Proses sewing sanagat ketat dan dikejar deadline. Pemecahan dan pemeliharaan preventif terutama ditujukan untuk mengurangi waktu henti dan meningkatkan masa pakai. 9. Departemen Embro Bordir / Printing, Departemen ini tidak selalu ada dalam pabrik yang hanya melakukan kegiatan sewing. Biasanya untuk pabrik yang berbasis sewing mengirimkan proses embro / printing kepada supplier atau pabrik lain untuk menunjang kebutuhan itu. Akan tetapi ada juga pabrik yang memiliki peran ganda seperti itu menjahit dan embro / printing sekaligus. Sebenarnya jika pabrik memiliki divisi ini sendiri itu akan memudahkan dan menghemat biaya. Akan tetapi hal seperti itu lebih membutuhkan modal lebih dan harus mencari order, karena tidak semua style garmen memiliki embro / print program. Jadi terkadang untuk lebih aman pabrik hanya mengambil untuk proses sewing, dan untuk embro / print khusus di pabrik lain. 10. Departemen Wash Mencuci, Pabrik yang berbasis sewing biasanya memiliki departemen washing sendiri untuk memudahkan pencucian garmen. Tidak seperti embro / print, divisi wash tidak membutuhkan biaya yang terlalu besar dan hampir setiap style yang dikerjakan memiliki program wash ini. Jadi tidak akan merugikan jika factory memiliki divisi ini sendiri. Selain menghemat biaya juga menghemat waktu karena tidak perlu mengirimkan garmen ke supplier untuk proses wash. Akan tetapi terkadang kita perlu mengirimkan ke supplier lain jika kita tidak memiliki program wash yang diminta oleh Buyer. Untuk proses wash sendiri adalah menunggu proses perakitan dan inspeksi selesai kemudian garmen dikirim ke departemen wash untuk melakukan pencucian atau penyelesaian yang diperlukan untuk style khusus sesuai dengan lembar spesifikasi yang diminta. Factory tidak boleh asal dalam melakukan washing ke masing masing style garmen, semua harus sesuai dengan instruksi dari Buyer. 11. Departemen Quality Assurance QA, Untuk menjaga dan mengendalikan quality dibutuhkan seseorang yang kompeten dibidangnya. Menjaga quality tersebut harus dimulai dari awal proses sampai dengan akhir proses, selain Quality Control QC ada departemen yang berbeda untuk menjaga quality tersebut, yaitu departemen Quality Assurance QA. Departemen penjaminan kualitas atau Quality Assurance akan membagi pekerjaan menjadi beberapa tahap manufaktur yang berbeda yang dikategorikan seperti unit praproduksi, audit pemotongan, unit menjahit, dan unit akhir finishing-packing. Tujuan dari adanya departemen ini adalah untuk mengontrol quality produk mulai dari awal sampai dengan akhir proses sesuai dengan standar ketentuan quality dari Buyer. Baca juga Daily Performance Measurement Selain itu departemen QA juga melalukan final inspection atau inspeksi terakhir sebelum garmen dikirimkan kepada pembeli. Jika garmen tersebut quality nya jelek harus diperbaiki terlebih dahulu dan jika membutuhkan waktu yang lebih lama maka akan mengakibatkan delay shipmet. Kalau QA dengan sengaja meloloskan garmen dengan quality yang jelek, jika suatu saat ada complain dari customer maka bisa dikenai denda atas quality garmen tersebut. Departemen QA juga harus melaporkan hasil final inspection kepada Buyer untuk referensi. Mengingat begitu pentingnya quality, diharapkan factory harus sangat memperhatikannya. 12. Departemen Finishing dan Packing, Bagian finishing adalah bagian terakhir dalam produksi garmen sebelum pengemasan dan pengiriman. Bagian ini memainkan peran penting dalam penampilan garmen akhir. Departemen finishing dan packing biasanya akan menjadi satu kesatuan di bawah satu manager. Karena proses ini tidak bisa dipisahkan. Bagian finishing melibatkan proses-proses seperti berikut ini a. Mempersiapkan Garmen, Maksud dari mempersiapkan garmen di sini adalah menghilangkan benang ekstra dari garmen di area yang dijahit dan memastikan semua aksesories trim terpasang sesuai dengan permintaan Buyer. b. Inspeksi, Inspeksi atau pemeriksaan garmen seharusnya dilakukan secara menyeluruh akan tetapi untuk alasan tertentu inspeksi tidak cukup waktu untuk melakukannya. Maka dari itu diberikan toleransi atau batas minimal dalam melakukan inspeksi dengan sesuai sistem AQL Acceptable Quality Level untuk masing masing Buyer. Penentuan besarnya AQL atau sistem AQL yang digunakan antar Buyer bisa berbeda, untuk itu masing masing QA harus mengetahui batasan standar itu. Dengan adanya sistem AQL akan mempermudah dan menghemat waktu pengecekan bagi QA, mereka harus mengecek sejumlah garmen dengan kuantiti yang telah dihitung sebelumnya berdasarkan regulasinya. untuk perhitungan dan detail lebih lanjut akan dibahas dalam artikel selanjutnya. Baca juga Sistem Evaluasi dalam Pabrik Garmen c. Folding, Folding atau melipat adalah proses melipat garmen sesuai dengan permintaan Buyer sebelum dikemas dalam polybag dan dimasukkan dalam carton box. Sebelum melakukan hal ini, harus dicek terlebih dahulu mengenai style, size label, cara folding, price ticket dan hal penting lainnya. Untuk mengetahui hal itu semua, harus dikomunikasikan dengan merchandiser. Untuk Buyer tertentu juga membagi penggunaan polybag sesuai dengan regulasi masing masing. Misalnya penggunaan blister bag, open tape, individual polybag, dan jenis polybag lainnya.  Size polybag juga harus disesuaikan dengan ukuran folding garmen, jangan sampai terlalu besar atau bahkan kekecilan. Hal itu bisa menyebabkan visual garmen menjadi buruk ketika sampai ke toko. Tentunya pelipatan juga harus rapi, usahakan menggunakan pattern untuk memudahkan prosesnya. d. Packing, Setelah garmen selesai dikemas dalam polybag, selanjutnya adalah pengepakan dalam carton box. Sebelum memulai cek dulu apakah carton tersebut yang akan digunakan apa tidak, jangan sampai salah dalam pengemasan dalam carton. Karena dalam carton ada tanda marking sesuai dengan tujuan pengiriman. Setelah dipastikan semuanya benar, selanjutnya adalah melampirkan barcode sticker yang sesuai dengan spesifikasinya style number, PO Number, size, SKU, kuantiti, ratio. Jangan sampai salah melampirkan barcode sticker ke dalam carton, karena salah tempel barcode akan dikenai pinalti karena menyebabkan kesalahan informasi. Pada umumnya, final inspection dilakukan setelah garmen dikemas dalam carton, dan ketika sudah mencapai standar minimum pengecekan barulah bisa dilakukan final inspection atau inspeksi terkahir sesuai dengan AQL masing masing. Demikianlah masing masing departemen yang standarnya harus ada dalam factory garment untuk menunjang aktifitas produksi. Bisa saja terdapat lebih banyak lagi departemen lainnya menyesuaikan dengan kapasitas dan kebutuhan factory. Meskipun terdapat banyak departemen dalam factory, semua departemen harus bersinergi dan bekerja sama untuk meningkatkan kinerja factory. Jika salah satu departemen merasa acuh, maka akan merugikan factory. Semua departemen harus beriringan dan menyeleraskan visi misi factory untuk mencapai tujuan bersama. Terima kasih atas perhatian dan kunjungannya, tetap di blog ini untuk mendapatkan update artikel selanjutnya. Mari berkreatifitas dan gemari membaca untuk menambah khasanah keilmuan bersama ^^. Support by Garment Merchandising Bagi seorang buruh pabrik tekstil seperti saya, mendapat jatah lembur memang jadi kesempatan emas untuk menambah jumlah upah agar lebih besar dari biasanya. Kadang-kadang, saya mendapat instruksi lembur minimal satu jam dan maksimal empat jam. Biasanya instruksi lembur disesuaikan dengan kebutuhan ada jam lembur yang berbeda tiap tahunnya lantaran saya harus lembur enam sampai tujuh jam karena adanya pengiriman kain ekspor ke Malaysia. Bayangkan saja, 100 ribu meter kain, yang menghasilkan ratusan roll kain dan berbagai jenis kain yang cacat, harus diinspeksi dengan baik. Kain-kain itu kemudian harus diangkut ke dalam kontainer dalam waktu satu hari. Itu saja terkadang ada yang belum selesai celupan memerlukan proses yang sangat panjang dan cukup ribet. Prosesnya juga tidak dilakukan secara serampangan. Ada planning pengerjaan 3 bulan sebelumnya. Mulai dari proses mentah hingga kain siap untuk dikirimkan. Tentunya proses tersebut tidak selalu berjalan adalah saksi betapa pengerjaan membuat kain ini butuh banyak persetujuan dari berbagai bagian sebelum mulai produksi. Misalnya, mengirimkan sample corak dan warna yang diajukan dalam bentuk hanger. Lalu membuat ulang kain, yang harus disetujui oleh beberapa atasan yang bertanggung jawab, sebelum dikirim kembali ke customer untuk mendapatkan acc, baik dari segi corak atau kain sudah siap dalam bentuk roll, akan ada proses lotting, yaitu menyamakan warna dari 10 cm potongan kepala kain agar ketika dijahit warnanya tidak belang. Namun, yang membuat proses akhir menjadi sulit dan berputar-putar adalah ketika banyak kain yang cacat seperti bolong, warnanya belang dan masalah lainnya. Alhasil, kain harus dikembalikan untuk perbaikan terlalu banyak perbaikan, akhirnya ketika barang akan dikirim, kain menumpuk dan antre untuk melalui proses inspecting. Inilah yang sering menyebabkan saya lembur hingga larut sendiri bertugas sebagai operator lotting di pabrik tekstil dan memastikan kain tersebut memenuhi quantity yang diminta sesuai order per corak. Saya juga bekerja sama dengan operator inspecting, packing, QC, marketing, dan admin pengiriman kain, agar segalanya berjalan dengan lancar, sebenarnya tidak perlu ada lembur. Apabila terkendala pun, kami hanya boleh lembur maksimal tujuh jam. Pernah suatu malam, saya bersama rekan-rekan kerja mendapati satu kesalahan perihal name tag pada packing. Dan kami baru menyadari setelah hampir selesai dan tinggal muat itu barang sudah dimuat hampir setengah kontainer, tiba-tiba salah satu staff menyadari adanya kesalahan penamaan corak kain. Sebagai informasi, untuk pengiriman ekspor ke Malaysia kami selalu menggunakan dua kode, yakni kode yang kami gunakan selaku produksi dan kode buyer yang sudah ditentukan oleh customer. Semacam identitas yang bisa mereka kenali lah. Mimpi buruk itu pun datang karena kami hanya menyebutkan kode produksi tanpa kode buyer. Alhasil, semua barang di turunkan kembali dan mau tidak mau kami harus mengganti semua name yang tidak mengangkut kain ke dalam kontainer saja sudah merasa sangat lelah dan jleeeb, apalagi rekan saya yang sudah semangat mengangkut dan menatanya malam itu. Karena sama-sama kesal, kami sempat istirahat dan sambat sejenak. Yaaah, mau bagaimana lagi, namanya juga dan rekan-rekan kerja pun dibentuk jadi beberapa kelompok untuk sama-sama membenarkan name tag. Salah satu kelompok ditugaskan untuk memegang senter karena kondisi malam yang tahun-tahun sebelumnya, malam itu itu adalah lembur terparah dalam sejarah perusahaan. Saya pulang ke rumah pukul tiga pagi setelah tugas saya selesai. Saya dengar kabarnya ada beberapa rekan kerja yang pulang pukul empat pagi, bahkan atasan saya sampai menginap di kantor karena harus memastikan kontainer berangkat rumah saya hanya punya waktu tidur tiga jam sebelum akhirnya kembali bekerja. Hari itu menjadi hari paling lesu karena semua karyawan masih lelah dan mengantuk. Saya salut sih, meskipun kami sama-sama lelah, kami tetap kompak dan justru menertawakan momen lembur semalam. Dan itu adalah momen yang paling memorable dari pengalaman saya menjadi buruh pabrik tekstil. Seru, walaupun bikin JUGA Pengalaman Bekerja di Kuala Lumpur, yang Jauh Lebih Menyenangkan Dibanding Indonesia Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content UGC untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di diperbarui pada 4 Desember 2020 oleh Intan Ekapratiwi Our Work Bahan baku yang digunakan adalah benang filament dan benang spun yang terdiri dari 100% Polyster, Rayon, CD, Nylon, Cotton serta kombinasi dari berbagai macam benang-benang tersebut. Bahan baku sebagian besar dibeli dari Supplier lokal dan sisanya dari Import. Proses awal texturizing, dimana benang-benang filament diproses dalam suatu mesin dengan mendapatkan perlakuan temperature, tension, serta puntiran atau twist dalam waktu tertentu sehingga menghasilkan efek keriting, bulky elastis dan mempunyai crimp yang tinggi. Proses lanjutan setelah texturizing adalah twisting, dimana benang diberikan twist/puntiran dengan nilai puntiran tertentu TPM twist per meter yang menjadikan benang semakin kompak dan kuat, serta sifat lain sesuai dengan peruntukan design. Dalam proses ini dikenal 2 macam benang, low twist 450 tpm. Twist diantaranya berguna untuk memberikan ketahanan kepada benang agar tidak pecah saat proses weaving, selain itu juga berguna untuk memberikan efek “jatuh” dravery karena kain mempunyai masa jenis yang tinggi. Serta meningkatkan daya tenun. Memindahkan benang dari gulungan bobbin atau chese atau cones ke dalam gulungan besar beam dengan arah sejajar serta jumlah dan panjang benang yang sudah ditentukan. Selanjutnya benang ini akan dijadikan benang lusi warp yaitu benang yang searah dengan arah panjang kain. Memberikan lapisan kanji atau film kepada benang agar lebih kuat sehingga tidak mudah putus saat dilakukan proses berikutnya. Pengkajian ini dilakukan khususnya pada benang non twist atau low twist. Benang dari proses warping ataupun proses sizing selanjutnya digabungkan dari beberapa beam untuk menjadi beam lusi. Gabungan ini bisa dari jenis benang yang sama atau jenis benang yang berbeda sesuai dengan design yang diperuntukkan. Adalah proses pencucukan dimana benang-benang dimasukkan ke dalam dropper, gun dan sisir sesuai dengan jenis anyaman kain yang diinginkan. Proses ini memerlukan kehati-hatian karena dilakukan secara manual dan membutuhkan waktu yang cukup lama terutama untuk anyaman fancy anyaman hias. Adalah proses pertenunan, dimana benang pakan disilangkan dengan benang lusi sehingga teranyam menjadi anyaman. Secara umum proses ini terdiri dari 5 Tahap, yaitu penguluran lusi let off motion, pembukaan mulut lusi, shedding motion peluncuran benang pakan weft insertion pengetekan beating motion dan yang terakhir take up motion. Proses memeriksa atau memberikan grade kualitas kain hasil tenun, bagian yang diperiksa meliputi kualitas fisik misal salah anyaman, pakan pecah, pakan putus, lusi putus, neps dll serta kualitas daya serap warna dyeability seperti lusi campur, kerataan warna barre dll. Proses pemeriksaannya dilakukan berdasarkan SOP serta standard yang ditentukan. Membuka gulungan greige serta menyambungkan dengan gulungan yang lain sehingga menghasilkan panjang tertentu dalam 1 batch satuan pencelupan. Biasanya 1 batch sama dengan 600yrd 10 s/d 12 gulung. Yang harus diperhatikan dalam proses ini diantaranya adalah kesamaan corak serta lebar greige serta kualitas sambungan harus rata dan rapi. Setelah itu dimasukkan ke dalam roda. Setelah dilakukan pembukaan greige maka proses selanjutnya adalah proses pencucian washing yang bertujuan untuk menghilangkan kanji, lemak serta kotoran yang melekat pada kain. Yang harus diperhatikan adalah penanganan kain dalam proses ini harus disesuaikan dengan karakteristiknya agar proses dapat menghasilkan kain yang benar benar bersih sehingga siap untuk proses selanjutnya. Kain yang masih basah setelah proses washing harus dikeringkan di dalam mesin drying untuk mendapatkan kain yang benar-benar kering sehingga berat kain dapat diketahui secara tepat dan akurat. Pengukuran berat ini dimaksudkan untuk dapat menentukan berat chemical ataupun dyestuff yang harus digunakan. Adalah proses pencelupan atau pewarnaan sesuai dengan target warna yang diinginkan. Masing-masing warna akan menentukan apa saja zat warna atau chemical yang akan digunakan serta komposisinya masing-masing, selain itu yang ikut mempengaruhi adalah SPC Standard Process Condition yang meliputi besaran temperature, waktu serta parameter lainnya. Proses pemeriksaan kain hasil celup, meliputi kesesuaian warna Serta parameter fisik kain yang lain, tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan kain hasil celup apakah dapat dilakukan proses lanjut atau harus diperbaiki terlebih dahulu, permasalahannya yang diketahui lebih awal tentu akan mengurangi cost akibat kesalahan tersebut. Memberikan efek pegangan atau handfeel sesuai yang diharapkan lembut, keras, kering, bulky dllserta mempunyai fungsi tambahan seperti anti air, anti bakteri quick absorber, fire retardant, aroma terapy, Teflon dll. Proses curing atau pemantapan dengan dilakukan proses pemanasan tinggi sehingga karakteristik kain yang meliputi dimesi, density serta karakteristik lain yang dikerjakan diproses sebelumnya menjadi perkamen. Proses pemeriksaan kualitas akhir produk yang meliputi QC Lab untuk beberapa parameter antara lain fastness, kekuatan tarik, slippage, density, shrinkage dll, kualitas disik seperti neps, crease mark, creasing, flek, bowing, skewing dll, serta kualitas warna dan handfeel.

bagian bagian kerja di pabrik tekstil