FUMULAN REFLESKI PEDANG NAGA *** PROLOG Apa yang dapat dilakukan seorang gadis belia seperti aku saat mengetahui bangsa ini di ambang ma Bencanasering terjadi tanpa peringatan sehingga Anda membutuhkan pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapinya. Salah satu kebutuhan yang diperlukan untuk menghadapi bencana adalah rencana kesiapsiagaan. Tiga upaya utama dalam menyusun rencana kesiapsiagaan menghadapi bencana. Miliki sebuah rencana darurat keluarga. Rencana ini mencakup: Masyarakatyang menghadapi bencana adalah yang menjadi korban dan yang harus menghadapi kondisi akibat bencana. 200 km per jam yang dibarengi oleh hujan yang sangat lebat sehingga menyebabkan Kebanyakandari korban adalah pengunjung yang berada paling dekat dengan pagar sungai. Keselamatan Jakarata dari bencana banjir sangat ditentukan oleh kondisi bendungan ini. Kebakaran hutan adalah kebakaran yang diakibatkan oleh faktor alam seperti akibat sambaran petir, kekeringan yang berkepanjangan, leleran lahar, dan lain sebagainya Reivichdan Shatte (2002) berpendapat bahwa resiliensi dibentuk oleh setidaknya tujuh kemampuan yang dimiliki individu, yaitu (1) regulasi emosi, (2) pengendalian impuls, (3) analisis penyebab masalah, (4) efikasi diri, (5) optimisme realistis, (6) empati, dan (7) daya jangkau. Regulasi emosi ialah kemampuan untuk mengelola 'dunia dalam Disamping itu, jumlah penduduk yang demikian besar telah pula mengakibatkan bencana yang disebabkan oleh ulah manusia, seperti kebakaran, kebakaran hutan, pencemaran, kerusakan lingkungan dan . Personel TNI berupaya melakukan pemadaman di tengah pekatnya asap kebakaran lahan gambut di Kampar, provinsi Riau pada 17 September 2019. Kebakaran hutan dan lahan karhutla yang masih terjadi membuat sejumlah wilayah di Provinsi Riau terpapar kabut asap. AP/Rafka MajjidringkasanDonasi yang bisa diberikan untuk korban kabut asap dan kebakaran hutan lahan terbuka di Kalimantan dan SumateraTabung oksigen, masker, obat tetes mata, dan deretan kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk membantu para korban kabut asap dan kebakaran lahan hutan terbuka di Kalimantan dan Jakarta Indonesia sedang berduka. Pasalnya, kabut asap dan kebakaran hutan lahan Karhutla kembali terjadi di sejumlah titik wilayah di Indonesia. Walau sebenarnya hal ini sudah menjadi 'langganan' setiap tahunnya. Namun, hal ini tak boleh kita diamkan saja. Berdasar data Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB sampai Rabu 18/9/2019 Ada titik panas kebakaran hutan dan lahan di seluruh Indonesia pagi ini. Jumlah titik panas ini terungkap berdasar data Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB hingga pukul WIB. Titik tersebut tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali. Seperti yang dikutip dari "Total seluruh Indonesia hektare lahan terbakar selama Januari hingga Agustus. Sementara, hingga pagi ini, ada titik panas," ujar Plh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo, dalam siaran petugas pemadam kebakaran berupaya melakukan pemadaman di tengah pekatnya asap kebakaran di Kampar, provinsi Riau pada 17 September 2019. Kebakaran hutan dan lahan karhutla yang masih terjadi membuat sejumlah wilayah di Provinsi Riau terpapar kabut asap. ADEK BERRY / AFPBanyaknya titik panas tersebut tentu membuat kualitas udara di Riau masuk dalam kategori berbahaya. Di Sumatera Selatan sendiri kualitas udaranya masuk ke dalam kategori tidak sehat. Di Kalimantan, titik api tersebar di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Kualitas udara di Kalimantan Barat dan Tengah mencapai level berbahaya dengan jumlah titik api 346 serta 281 buah. Kejadian ini sangatlah membuat pilu. Pasalnya, lahan hutan yang terbakar bukanlah akibat faktor alam. Namun hal ini sengaja dibuat oleh manusia. Bahkan hingga kini, pihak berwajib telah menetapkan sejumlah tersangka yang dinilai bertanggung jawab pada kejadian ini. Kejadian luar biasa ini juga menjadi fokus pemerintah. Ragam upaya hingga saat ini masih dilakukan untuk memadamkan api yang terus membakar lahan-lahan tersebut. Walau bagaimanapun, efek dari kebakaran ini sudah semakin mengkhawatirkan. Ekosistem alam flora dan fauna yang hidup di hutan hujan Kalimantan dan Sumatera rusak. Sejumlah fauna bahkan ditemukan tewas akibat tak sempat menyelamatkan diri. Tak hanya itu saja, kesehtan penduduk sekitar juga semakin terancam kondisinya. Salah satu masalah kesehatan yang mengancam jiwa mereka adalah Infeksi Saluran Pernafasan ISPA hal ini terjadi akibat partikel debu dan asap yang mampu menginfeksi paru-paru. Tak hanya itu, gizi mereka juga semakin menurun. Hal ini dikarenakan banyak warga yang tak bisa ke luar rumah untuk membeli bahan makanan. Sehingga mereka hanya mengandalkan makanan instan untuk dikonsumsi. Keprihatinan ini sangatlah menyita perhatian. Walau lokasi kita jauh dari area bencana, namun banyak hal yang bisa kita lakukan untuk meringankan penderitaan mereka. Yuk, kita cek sejumlah aksi nyata yang bisa kita donasi yang dibutuhkanPresiden Joko Widodo atau Jokowi memeriksa kerusakan akibat kebakaran hutan dan lahan karhutla di Pekanbaru, Riau, Selasa 17/9/2019. Tanpa mengenakan masker, Jokowi turun langsung ke lahan gambut yang sudah habis terbakar. Handout/Indonesian Presidential Palace/AFP1. Mengirimkan donasi masker Masker yang diperlukan bukanlah masker biasa. Namun yang dibutuhkan adalah jenis masker respirator atau yang biasa disebut dengan masker N95. Masker ini dalah jenis masker polusi yang mampu menyaring polutan dan partikel halus hingga 95 persen. 2. Tabung oksigen Ini juga sangat penting dan dibutuhkan. Mengingat kualitas udara bersih sangatlah minim. Maka, ada baiknya untuk sesekali menghirup oksigen bersih dari tabung yang dimiliki. Bagi kalian yang ingin mendonasikan, maka tabung oksigen jenis apapun akan sangat diperlukan. 3. Obat tetes mata Asap dan kebakaran tersebut tentu membuat mata menjadi perih. Oleh sebab itu, penggunaan obat tetes mata yang dapat membantu membersihkan dan menghidrasi area mata juga menjadi donasi yang akan sangat membantu. 4. Bahan pangan Ketersediaan pangan juga sangat terbatas. Aktivitas masyarakat yang sangat terganggu membuat persediaan pangan semakin menurun. Mengirimkan bantuan pangan seperti beras, makanan instan, dan bahan pokok lainnya akan jadi wujud nyata yang dapat sangat membantu para korban dan relawan di area bencana. 5. Obat-obatan Vitamin dan obat-obatan juga menjadi salah satu bentuk donasi yang bisa kamu berikan bagi para penderita Kahutla di Kalimantan dan Sumatera. Obat-obatan dasar serta vitamin pastinya akan jadi hal yang sangat berharga. 6. Kebutuhan bayi Mengingat banyak bayi yang menjadi korban, maka perlengkapan kebutuhan bayi seperti popok, susu, dan makanan bayi juga masuk ke dalam daftar kebutuhan bantuan bagi masyarakat yang terpapar untuk KarhutlaSederet organisasi menggalang bantuan untuk mengumpulkan donasi bagi para korban Karhutla di Sumtera dan Kalimantan. Salah satunya adalah yayasan KitaBisa. Sahabat Fimela bisa melihat info selengkapnya di untuk melihat bagaimana prosedur penggalangan bantuan yang bisa kamu ikuti.GrowFearless with FIMELA Indonesia kini berada dalam keadaan darurat lingkungan. Ribuan hektare hutan yang terbakar telah melepaskan asap beracun ke atmosfer. Hal ini terlihat dari langit merah gelap, jalanan sepi, dan banyak orang menutupi hidung dengan masker. Kebakaran hutan dan lahan melepaskan karbon ke atmosfer dalam jumlah besar. Ketika kebakaran besar juga terjadi pada tahun 2015, gas rumah kaca yang dihasilkan oleh Indonesia saat itu lebih daripada yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat AS. Tidak hanya itu, keberadaan orangutan dan satwa liar lainnya juga terancam. Lalu, apa dampaknya bagi manusia? Siapa saja yang berisiko terkena dampak, dan bagaimana mereka terkena dampak? Kebakaran liar dan kabut asap sering terjadi di Indonesia. Petani kecil yang menggunakan cara tradisional menggunakan api kecil dan terkontrol untuk membuka lahan dan menanam tanaman. Namun, api-api itu kian membesar dan makin tidak terkendalikan. Hal ini sebagian dikarenakan areal lahan untuk produksi komersial terus meningkat. Penebangan terus terjadi di areal lahan gambut yang kaya karbon di Pulau Sumatra dan Kalimantan untuk perkebunan baru, terutama kelapa sawit. Persoalan kepemilikan lahan juga menimbulkan konflik antara komunitas lokal dengan perusahaan perkebunan; di sini kebakaran lahan dijadikan senjata untuk memberikan tekanan. Kondisi ini diperparah oleh fenomena cuaca El Nino yang dalam beberapa tahun telah menyebabkan kondisi yang sangat kering. Apa risikonya? Sejauh ini, lebih dari kebakaran telah terdeteksi pada tahun 2019 di Indonesia. Menurut Indeks Kualitas Udara AQI, tingkat polusi udara sudah mencapai level “berbahaya”. Kebakaran tahun ini memang merupakan yang terburuk sejak 2015. Kala itu, lebih dari 2,5 juta hektare lahan terbakar dan Indonesia mengalami kerugian 16 miliar dolar AS. Angka ini jauh lebih besar daripada biaya rekonstruksi akibat tsunami di Aceh tahun 2004. Paparan dari kebakaran hutan dan asap beracun secara berkala juga bisa menyebabkan dampak jangka pendek dan panjang bagi manusia. Helikopter menjatuhkan air untuk memadamkan kebakaran hutan di Kalimantan, Indonesia, September 2019. Fully Handoko / EPA Asap yang dihasilkan dari membakar kayu dan vegetasi mengandung banyak partikel yang sangat halus, terlalu kecil untuk dilihat oleh mata manusia. Partikel-partikel ini dapat dengan mudah masuk ke paru-paru dan organ lain atau aliran darah. Untuk melihat dampak paparan polusi jangka panjang, kita bisa melihat efek dari kebakaran hutan dan lahan pada akhir tahun 1997, yang membakar lebih dari 5 juta hektare lahan dan mengirimkan awan polusi besar ke seluruh Asia Tenggara. Sebelum 2015, ini adalah kebakaran terbesar di Indonesia. Berbagai peneliti telah menganalisis data dari survei populasi yang dilakukan selama dan setelah kebakaran dan menemukan bahwa asap yang dihasilkan oleh kebakaran tersebut membahayakan kesehatan orang dewasa dan tingkat kelangsungan hidup anak pada saat itu. Hasil penelitian menunjukkan penurunan kesehatan dan pencapaian pendidikan dalam jangka panjang bagi anak-anak. Sebagai contoh, satu penelitian menemukan bahwa paparan asap beracun mengakibatkan memburuknya fungsi fisik tubuh secara signifikan. Efek ini terutama berdampak jangka panjang bagi perempuan berusia 30-55 tahun dan manula. Penelitian lainnya menemukan bahwa udara, tanah, dan makanan yang terkontaminasi asap berakibat buruk bagi kesehatan sebelum dan sesudah kelahiran. Racun yang terhisap oleh ibu hamil akan menganggu kesehatan, nutrisi dan aliran oksigen ke janin. Satu studi menemukan bahwa paparan terhadap kebakaran hutan Indonesia akhir 1997 menyebabkan lebih dari kematian anak, bayi, dan janin atau penurunan 1,2 poin persentase dalam kelangsungan hidup kelompok yang terpapar. Masyarakat berpenghasilan rendah terkena dampak terburuk. Satu keluarga berkendara menembus kabut tebal di Kalimantan, 2015. Aulia Erlangga / CIFOR, CC BY-NC-SA Nutrisi dan kesehatan anak juga secara langsung terganggu akibat menghirup kandungan beracun atau saat menelan makanan mentah yang terkontaminasi. Dan, kurangnya perawatan dari anggota keluarga dewasa yang juga tidak sehat berpengaruh terhadap kondisi anak. Penelitian saya yang dipublikasikan pada 2019 relevan untuk isu ini. Saya mengamati perkembangan anak berusia 12-36 bulan yang tinggal di pulau Sumatra dan Kalimantan yang terkena dampak selama kebakaran tahun 1997. Kemudian, saya membandingkan dengan kelompok anak dengan usia sama yang tinggal di daerah-daerah yang tidak terkena kebakaran. Saya menemukan bahwa paparan terhadap kebakaran memperlambat tingkat pertumbuhan hingga satu milimeter per bulan dalam periode tiga bulan antara paparan pertama hingga kebakaran hutan dan lahan pada September 1997, dan pengukuran terakhir pada bulan Desember. Terdengar sepele? Perlu diingat bahwa pertumbuhan anak seharusnya mencapai satu sentimeter per bulan. Berdasarkan studi yang saya lakukan, anak-anak tersebut kehilangan sepersepuluh tingkat perkembangan. Kabut asap tahun 1997 berlangsung hanya beberapa bulan. Tetapi, beberapa bulan adalah waktu yang panjang bagi balita. Dan, untuk kelompok umur yang saya pelajari, kebakaran terjadi pada periode kritis di mana perkembangan otak sangat sensitif terhadap asupan gizi. Kondisi ini berdampak penting saat anak-anak tersebut mencapai usia sekolah. Rata-rata mereka akan tertunda masuk sekolah dasar hingga enam bulan dan mendapatkan pendidikan satu tahun lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok yang tidak terkena kebakaran. Belum jelas apakah kebakaran hutan dan lahan tahun 2019 akan mencapai skala bencana yang terlihat pada tahun 1997 atau 2015. Tetapi, semua studi ini menyiratkan bahwa paparan terhadap kebakaran hutan menimbulkan risiko nyata bagi kesejahteraan manusia. Generasi anak-anak Indonesia sebelumnya membayar telah membayar mahal – jika kita ingin memastikan bahwa anak-anak masa kini tidak mengalami masalah yang sama, maka tindakan perlu diambil untuk melindungi mereka yang paling rentan. Fahri Nur Muharom menerjemahkan artikel ini dari Bahasa Inggris. JAKARTA, – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB Doni Monardo menilai, kunci utama dalam menangani kasus kebakaran hutan dan lahan adalah mencegah peristiwa itu terjadi. Berdasarkan catatan BNPB, luas area hutan dan lahan yang terbakar pada tahun ini mencapai hektar. Jumlah ini meliputi lahan gambut hektar 27,7 persen dan mineral hektar 72,3 persen.Baca juga Kepala BNPB Ingatkan Masyarakat Waspadai Potensi Gempa Berulang Meski lebih sedikit, namun sifat lahan gambut yang kering mengakibatkan timbulnya bencana asap yang cukup hebat dibandingkan lahan mineral. "BNPB ke depan bersama kementerian/lembaga bertugas mengembalikan fungsi gambut menjadi basah dan berawa," kata Doni saat menyampaikan paparan di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Senin 30/12/2019. Sementara itu, dilihat dari wilayahnya, Kalimantan Tengah menjadi provinsi dengan luas area lahan terbakar paling luas yakni mencapai posisi berikutnya diikuti Kalimantan Barat hektar, Nusa Tenggara Timur hektar, Kalimantan Selatan hektar, dan Sumatera Selatan hektar. Adapun puncak kasus kebakaran hutan dan lahan terjadi Juli hingga November 2019. Hal itu terjadi lantaran pada medio tersebut merupakan puncak musim kemarau pada tahun ini. Diperkirakan, total kerugian yang timbul akibat bencana ini mencapai Rp 75 triliun. Baca juga 2019, BNPB Catat Terjadi Bencana di Indonesia Selain mencegah, Doni menambahkan, perlu adanya edukasi kepada masyarakat untuk tidak lagi membakar hutan dan lahan untuk kepentingan pertanian. Salah satunya yakni dengan memberikan bantuan bibit yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi kepada masyarakat. "Antara lain jenis tanaman jangka pendek seperti lidah buaya, kemudian nenas, jangka menengah seperti kopi, dan jangka panjang berupa sagu. Sehingga masyarakat tida bergantung pada satu jenis komoditi," kata dia. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Kebakaran hutan ialah bencana yang kerap terjadi di negara Indonesia pada musim kering atau kemarau. Kebakaran ini sangat merugikan di berbagai sektor kehidupan masyarakat. Misalnya berdampak di sektor kesehatan, ekologi, ekonomi dan sosial. Dari hal demikian perlu adanya upaya dan cara penanggulangannya agar kebakaran ini bisa teratasi. Perlu juga adanya kerja sama yang dilakukan baik itu pemerintah maupun masyarakat dalam penanggulangannya. Secara khususnya artikel ini bertujuan agar masyarakat Indonesia sadar atas perilakunya dalam melakukan pembakaran itu berbahaya dan dampaknya bukan main bagi kehidupan ini. Pada penulisan ini menggunakan metode studi kepustakaan yang dimana hasil penulisannya diperoleh dari berbagai sumber artikel dan jurnal yang relevan dan juga di analisa kejelekannya. Lalu selanjutnya membuat dalam sebuah penulisan artikel. Hasil kepenulisan dari studi kepustakaan ini adalah kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia yang mana banyak disebabkan oleh beberapa faktor dan hal ini berdampak bagi makhluk hidup serta bentuk upaya dalam penanggulangannya. dengan hal ini maka kita dapat memahami bahwa terjadinya kebakaran akan menimbulkan bencana yang merugikan. To read the file of this research, you can request a copy directly from the has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication. Pengertian Kebakaran HutanPenyebab Kebakaran Hutan1. Pembersihan Lahan Land Clearing2. Pembakaran Hutan Oleh Oknum yang Bertanggung Jawab3. Adanya Kecemburuan Sosial4. Faktor AlamDampak Kebakaran Hutan1. Rusaknya Ekosistem Hutan2. Asap Kebakaran Hutan Bisa Menyebabkan Penyakit3. Kabut Asap Akan Mengganggu Mobilitas4. Hutan Menjadi Gundul5. Pemanasan dan Perubahan Iklim6. Sumber Air Bersih Berkurang7. Kerugian Materil yang Tidak SedikitCara Mencegah Kebakaran Hutan1. Tidak Membakar Sampah di Kawasan Hutan2. Melakukan Pengawasan Pada Area yang Rawan akan Kebakaran Hutan3. Melakukan Deteksi Kebakaran Hutan Sedini Mungkin4. Melakukan Penyuluhan Kepada Masyarakat5. Menyiapkan Alat Pemadam Kebakaran Sebagai AntisipasiCara Mengatasi Kebakaran Hutan1. Menghentikan Penjalaran Kebakaran Hutan2. Melakukan Direct Attack atau Memadamkan Api Secara LangsungArtikel Terkait Tahukah Anda mengenai Pengertian Kebakaran Hutan Adalah Penyebab, Dampak dan Cara Mencegah Kebakaran Hutan? Peristiwa kebakaran hutan di Indonesia kerap terjadi bahkan membuat resah banyak masyarakat. Pengertian Kebakaran Hutan Adalah Penyebab, Dampak dan Cara Mencegah Kebakaran hutan bisa saja terjadi karena beberapa sebab dan pastinya menimbulkan dampak yang tidak hanya mempengaruhi hutan tersebut, tetapi juga mempengaruhi kesehatan manusia yang hidup di sekitar wilayah tersebut. Untuk mengetahui lebih dekat tentang kebakaran hutan, mari simak penjelasan yang akan membahas mulai dari apa itu kebakaran hutan hingga cara mengatasinya. Kebakaran hutan tidak bisa disamakan dengan kebakaran lahan. Hal ini dikarenakan keduanya terjadi di dua kawasan yang berbeda. Apa itu kebakaran hutan? Pengertian Kebakaran hutan adalah suatu peristiwa terbakarnya hutan yang dapat memicu terjadinya bahaya hingga bisa mendatangkan bencana. Kejadian seperti ini bisa disebabkan oleh adanya aktivitas pembakaran yang tidak terkendali, faktor kesengajaan, maupun proses alami. Proses alami yang dimaksud dalam hal ini misalnya terjadi kilat dan Guntur yang menyambar pohon sehingga membuat adanya potensi kebakaran. Atau dalam kasus lain, terjadi letusan gunung berapi yang membuat bongkahan api membakar wilayah hutan di sekitar lokasi letusan gunung. Selain itu, proses alami juga bisa terjadi karena adanya gesekan ranting kering yang mengandung minyak. Kemudian, diperparah dengan hembusan angin yang kencang sehingga memicu kebakaran besar. Sementara itu, kebakaran hutan yang diakibatkan oleh kesengajaan manusia bisa terjadi karena aktivitas yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Misalnya, kegiatan berladang, perkebunan, penyiapan lahan untuk ternak sapi, hingga kegiatan hutan tanaman industri. Sebuah penelitian menyebutkan jika kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia hampir 99% dipicu oleh adanya kegiatan manusia yang disengaja maupun karena unsur kelalaian. Kegiatan konversi lahan menyumbang sebanyak 34% kejadian kebakaran hutan, kemudian peladangan liar sebanyak 25%, kegiatan pertanian 17%, kecemburuan sosial sebanyak 14%, proyek transmigrasi sekitar 8%, dan sisa 1% nya merupakan faktor alam. Selain beberapa hal yang telah disebutkan tadi, kebakaran hutan bisa semakin parah terjadi karena iklim yang ekstrim hingga deposit batu bara. Penyebab Kebakaran Hutan Seperti yang telah disinggung sedikit dalam pengertian kebakaran hutan, terdapat beberapa hal yang menyebabkan kebakaran hutan. Beberapa penyebab kabakaran hutan akan dibahas mendetail sebagai berikut. 1. Pembersihan Lahan Land Clearing Penyebab pertama yang bisa memicu terjadinya kebakaran hutan adalah adanya kegiatan pembersihan lahan atau land clearing. Dalam kegiatan pembersihan lahan, biasanya akan kegiatan ini melibatkan pembakaran dedaunan dan tumbuhan-tumbuhan yang ada di kawasan hutan tersebut. Banyak yang mengatakan jika metode pembersihan lahan seperti ini termasuk proses yang mudah, efisien, dan murah. Akan tetapi, justru bisa memberikan dampak yang sangat membahayakan yang tidak lain adalah berupa kebakaran hutan yang bisa saja merambat ke mana-mana. 2. Pembakaran Hutan Oleh Oknum yang Bertanggung Jawab Selain upaya pembersihan lahan, sering kali kejadian kebakaran hutan dipicu oleh aktivitas manusia atau oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Kegiatan yang mereka lakukan ini bisa terkadang juga tidak diketahui alasannya. Hal ini pun bukan hanya menimbulkan kerugian yang sedikit, tetapi juga bisa membahayakan manusia yang hidup di sekitar kawasan hutan. 3. Adanya Kecemburuan Sosial Kecemburuan sosial bisa memicu terjadinya kebakaran hutan. Hal ini dikarenakan sekelompok masyarakat bisa saja merasa mendapat perlakuan tidak adil, sehingga mereka merasakan kecemburuan akibat perlakuan yang tidak adil. Perlakuan seperti ini akan membuat masyarakat yang mendapat perlakuan tidak adil memilih tidak peduli dan kurang berpartisipasi dalam upaya pelestarian hutan. Disamping itu, jika terjadi kebakaran hutan pun, bisa saja mereka memilih absen dalam upaya untuk menghentikan kebakaran. 4. Faktor Alam Beberapa faktor penyebab yang telah disebutkan di atas bisa dikatakan merupakan faktor yang berhubungan dengan manusia. Namun, selain faktor kelalaian perilaku manusia dalam melindungi kawasan hutan, faktor alam juga berperan penting dalam kebakaran hutan. Faktor alam ini bisa berupa banyak hal. Misalnya saja, petir yang menyambar pohon di kawasan hutan, juga bisa menimbulkan kebakaran. Apalagi jika petir tersebut tidak disertai dengan turunnya hujan, maka kebakaran bisa terjadi semakin parah. Namun, di kebanyakan daerah dengan iklim tropis, kebakaran hutan akibat faktor alam seperti sambaran petir hampir tidak pernah terjadi dikarenakan petir biasanya akan dibarengi dengan turunnya hujan. Kebakaran hutan yang terjadi akibat faktor alam ini bisa semakin parah bila dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti hidrologi, topografi lahan, serta faktor iklim dan cuaca. Faktor hidrologi dalam hal ini keberadaan mata air yang jauh dari lokasi kebakaran hutan, bisa semakin menghambat kegiatan pemadaman. Kemudian, topografi lahan tertentu juga mampu membuat penyebaran api semakin menyebar dengan cepat. Selain itu, cuaca dan iklim bisa semakin memperburuk keadaan kebakaran. Misalnya, di lokasi kebakaran angin berhembus sangat kencang, tentu penyebaran api akan semakin cepat. Lalu, jika iklim di kawasan hutan cukup ekstrim seperti panas berlebih, juga bisa membuat api menyebar karena banyaknya daun dan tanaman yang kering. Dampak Kebakaran Hutan Sebagai sebuah kawasan yang begitu penting untuk kelangsungan hidup manusia, kebakaran hutan pastinya akan memberikan dampak yang membahayakan keberlangsungan hidup manusia dan keragaman hayati. Dampak-dampak kebakaran hutan tersebut diantaranya bisa disimak sebagai berikut. 1. Rusaknya Ekosistem Hutan Dampak pertama sangat berhubungan erat dengan kelangsungan hidup flora serta fauna yang ada di hutan. Tidak terhitung berapa jenis dan jumlah dari fauna yang ada di hutan. Apabila kejadian kebakaran hutan ini terjadi dan tidak mampu diatasi dengan baik, bukan hanya flora saja yang akan hangus, melainkan fauna yang ada di ekosistem tersebut akan terancam keamanannya. 2. Asap Kebakaran Hutan Bisa Menyebabkan Penyakit Kebakaran hutan akan menimbulkan asap yang bisa menyebar kemana-mana dan bisa mencemari udara. Pencemaran udara ini akan membuat udara segar yang dihirup oleh manusia akan tercampur dengan zat-zat yang bisa menyebabkan penyakit berhubungan dengan pernapasan. Misalnya, penyakit ISPA, asma, dan paru-paru. Selain penyakit yang berhubungan dengan pernapasan, kabut asap juga bisa menyebabkan iritasi mata, penyakit jantung, dan penyakit lainnya. 3. Kabut Asap Akan Mengganggu Mobilitas Kabut asap yang begitu pekat juga akan mengganggu jarak pandang. Tentunya ini akan membuat mobilitas masyarakat di sekitar lokasi kebakaran hutan terganggu. Sehingga, banyak aktivitas yang tidak dapat dilakukan dan kegiatan yang berhubungan dengan alat transportasi pun pastinya akan ikut terganggu. 4. Hutan Menjadi Gundul Mengingat kebakaran hutan membuat banyak flora terbakar habis, maka ini akan memberikan dampak pada gundulnya hutan. Hutan yang gundul akan memberikan masalah baru lainnya yang lebih parah. Disamping itu, pemulihan hutan gundul juga membutuhkan waktu yang tidak cepat. 5. Pemanasan dan Perubahan Iklim Asap kebakaran hutan yang menyebar luas dan mengandung gas karbondioksida bisa menimbulkan pemanasan global dan juga perubahan iklim. Masalah ini termasuk dampak jangka panjang dari kebakaran hutan, oleh karenanya dampak dari kebakaran hutan memang tak bisa diremehkan. 6. Sumber Air Bersih Berkurang Dampak yang satu ini masih berhubungan dengan gundulnya hutan akibat kebakaran hutan. Saat hutan gundul dan tidak ada lagi tanaman yang bisa menyerap air, maka sumber air bersih pun lama kelamaan akan berkurang. 7. Kerugian Materil yang Tidak Sedikit Kerugian akibat kebakaran hutan bukan hanya berhubungan dengan alam, tetapi juga berhubungan dengan kerugian materil yang harus dikeluarkan. Hal ini dikarenakan biaya penanganan untuk kebakaran hutan tidaklah sedikit. Biaya penanganan ini meliputi penanganan akan pemadaman api, penanganan kabut asap, dan biaya penanganan lain yang berhubungan dengan kesehatan, aspek pariwisata, dan trasportasi. Cara Mencegah Kebakaran Hutan Untuk menghindari supaya kebakaran hutan tidak sampai terjadi, dibutuhkan langkah-langkah pencegahan. Cara mencegah kebakaran hutan tersebut antara lain 1. Tidak Membakar Sampah di Kawasan Hutan Ini penting sekali untuk diketahui oleh masyarakat yang tinggal di dekat kawasan hutan. Membakar sampah di lahan atau kawasan hutan tentu akan memicu terjadinya kebakaran yang besar. Oleh karenanya, perlu kesadaran masing-masing oleh masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran sampah di wilayah hutan. 2. Melakukan Pengawasan Pada Area yang Rawan akan Kebakaran Hutan Beberapa daerah di Indonesia kerap disebut sebagai daerah yang rawan akan kebakaran hutan. Umumnya, wilayah hutan Kalimantan dan Sumatra diduga menjadi wilayah yang rawan terjadi kebakaran dan jika kebakaran terjadi, maka dampak yang mengenai daerah tersebut pun tidak sepele. Untuk itu, butuh pengawasan lebih terhadap area-area yang rawan tersebut supaya kebakaran tidak sampai terjadi. 3. Melakukan Deteksi Kebakaran Hutan Sedini Mungkin Bersamaan dengan pengawasan di area rawan kebakaran, dibutuhkan pula langkah pendeteksian kebakaran hutan sedini mungkin dengan melakukan beberapa upaya. Upaya tersebut misalnya dengan mendirikan menara pengawasan yang dilengkapi dengan alat komunikasi serta memanfaatkan data satelit berhubunga dengan kondisi cuaca dan titik api. 4. Melakukan Penyuluhan Kepada Masyarakat Penyuluhan juga dinilai sangat penting untuk masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan. Dengan melakukan penyuluhan, setidaknya masyarakat akan mendapatkan pengetahuan lebih mengenai ekosistem hutan dan bagaimana menjaga agar ekosistem hutan tetap sehat. 5. Menyiapkan Alat Pemadam Kebakaran Sebagai Antisipasi Langkah pencegahan dan antisipasi yang tidak boleh dilupakan untuk dilakukan adalah menyiapkan alat pemadam kebakaran. Langkah ini dapat dilakukan oleh masyarakat sekitar yang ada di wilayah dekat dengan hutan maupun oleh petugas khusus yang bertugas di pos-pos pengawasan dan deteksi dini kebakaran. Cara Mengatasi Kebakaran Hutan Untuk mengatasi kebakaran hutan yang baru terjadi atau sudah menjalar cukup banyak, maka langkah yang perlu dilakukan adalah dua langkah utama yang akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut. 1. Menghentikan Penjalaran Kebakaran Hutan Cara mengatasi kebakaran hutan yang pertama adalah dengan melakukan penghentian penjalaran api. Dalam melakukan langkah penghentian penjalaran api ini, butuh tim pemadam api khusus yang dapat menentukan strategi yang tepat supaya api tak lagi menyebar. 2. Melakukan Direct Attack atau Memadamkan Api Secara Langsung Selain melakukan penghentian penjalaran api, langkah untuk mengatasi kebakaran hutan bisa dilakukan dengan melakukan direct attack yang mana menjadi langkah lanjutan setelah menghentikan penjalaran api. Kedua langkah mengatasi kebakaran di atas dinilai sama-sama pentingnya dan sangat berpengaruh pada efektifitas dan efisiensi waktu, biaya, dan tenaga. Namun, upaya untuk mengatasi kebakaran ini juga butuh dukungan dari beberapa pihak dan masyarakat sekitar. Sekian penjelasan tentang Pengertian Kebakaran Hutan Adalah Penyebab, Dampak dan Cara Mencegah, suatu peristiwa yang membahayakan ekosistem hutan, makhluk hidup yang ada di ekosistem tersebut, serta masyarakat yang hidup di sekitar kawasan tersebut. Mari lindungi kawasan hutan dan jangan sampai melakukan tindakan yang bisa memicu terjadinya kebakaran hutan. Baca Juga Pengertian Taman Hutan Raya

bantuan yang sangat diperlukan oleh korban bencana kebakaran hutan adalah