Yangtidak termasuk syarat keselamatan kerja yang diatur dalam pasal 3 ayat 1 Undang- Bila terjadi kebakaran dalam skala besar, media pemadam apakah yang umum dipakai. 114. Apakah Penyebab terjadinya kecelakaan kerja ? Manakah dari yang berikut ini tidak termasuk tipe forklift? a. Bertenaga Bensin. b.
FAKULTASTEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010. MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Penyusun: Mohammad Adam Jerusalem, M.T. Enny Zuhny Khayati, M.Kes. Dibiayai oleh Dana DIPA BLU UNY Tahun 2010 Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2010 Nomor Kontrak: 1411.
Detectorinilah yang akan terus memantau kondisi pada mesin. Jika pada mesin muncul gejala-gejala kebakaran, maka media pemadam akan otomatis menyembur keluar. Dengan begitu, kebakaran bisa dihindari dengan baik. Dalam memilih pemadam kebakaran otomatis untuk alat berat kita juga perlu hati-hati. Karena kita harus memperhatikan standar kemanannya.
2312 Patigeni 0 Comments Category : fire clasification , kelas kebakaran , klasifikasi kebakaran Kebakaran adalah salah satu hal yang menjadi momok bagi sebagian besar orang. Kebakaran kerap sekali menjadi hal yang sangat menakutkan bagi sebagian besar orang.
Liramediaco.id, MOJOKERTO - Fasilitas pemadam kebakaran atau sarana pendukung lainnya di sekitar lokasi Pasar di Jl Benteng Pancasila tampaknya tidak ada. Itulah mengapa petugas pemadam kebakaran pada saat kebakaran yang menghanguskan 230 kios milik eks pedagang alun-alun cukup kesulitan memadamkannya. Fasilitas yang dimaksud meliputi box
Alatpemadam yang cocok untuk kebakaran Kelas B harus diidentifikasi dengan kotak yang berisi huruf "B." Ada empat kelas alat pemadam kebakaran - A, B, C dan D - dan setiap kelas dapat memadamkan jenis api yang berbeda. Alat pemadam serbaguna dapat digunakan pada berbagai jenis kebakaran dan akan diberi label dengan lebih dari satu
. Kebakaran adalah sebuah fenomena yang terjadi ketika suatu bahan mencapai temperatur kritis dan bereaksi secara kimia dengan oksigen yang menghasilkan panas, nyala api, cahaya, asap, uap air, karbon monoksida, karbondioksida, atau produk dan efek lain Standar Nasional Indonesia/SNI. Kebakaran merupakan api yang tidak terkendali dan tidak diinginkan oleh manusia. Kebakaran termasuk keadaan darurat yang dapat menimbulkan berbagai macam kerugian mulai dari manusia, harta benda, maupun produktivitas, dan kerugian sosial. Menurut PERMEN PU pasal 1, bahaya kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga penjalaran api, asap, dan gas yang ditimbulkan. Kebakaran dapat terjadi karena adanya tiga unsur segitiga api yang saling berhubungan, yaitu adanya bahan bakar, oksigen, dan sumber panas atau nyala. Pada umumnya kebakaran terjadi secara tidak terduga, namun dapat di kontrol atau dicegah dengan melepaskan satu dari tiga unsur segitiga api tersebut. Teori Terjadinya Api a. Segitiga Api Triangle of Fire Api tidak terjadi begitu saja namun terdapat suatu proses kimiawi antara unsur bahan bakar fuel, oksigen O2 dan panas yang dikenal dengan teori segitiga teori segitiga api, kebakaran terjadi karena adanya tiga faktor yang menjadi unsur api, yaitu Ramli, 2010 Bahan bakar fuel, meliputi bahan padat, cair, dan gas yang dapat terbakar dan tercampur dengan oksigen dari udara. Sumber panas heat, yaitu pemicu kebakaran dengan energi yang cukup untuk menyalakan campuran antara bahan bakar dan oksigen dari udara. Oksigen, yaitu proses kebakaran tidak terjadi tanpa adanya udara atau oksigen. b. Bidang Empat Api Tetrahedron of Fire Kebakaran dapat juga terjadi karena ada tambahan unsur keempat yaitu reaksi berantai pada pembakaran sehingga dimensi segitiga api menjadi model baru yang disebut dengan bidang empat api atau yang sering disebut juga Tetrahedron of Fire. Berdasarkan teori bidang empat api, terdapat empat proses penyalaan api mulai dari tahap permulaan hingga menjadi besar, yaitu Ramli, 2010 Incipien Stage Tahap Permulaan. Pada tahap ini tidak terlihat adanya asap, lidah api atau panas, tetapi terbentuk partikel pembakaran dalam jumlah yang signifikan selama periode tertentu. Smoldering Stage Tahap Membara. Partikel pembakaran telah bertambah membentuk apa yang kita lihat sebagai asap. Masih belum ada nyala api atau panas yang signifikan. Flame Stage. Tercapai titik nyala dan mulai terbentuk lidah api. Jumlah asap mulai berkurang sedangkan panas meningkat. Heat Stage. Pada tahap ini terbentuk panas, lidah api, asap dan gas beracun dalam jumlah besar. Transisi dari flame stage ke heat stage biasanya sangat cepat seolah-olah menjadi satu dalam fase sendiri. Jenis-jenis Kebakaran Menurut PERMEN Tenaga Kerja pasal 2, kebakaran diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu Kebakaran Golongan A. Kebakaran bahan padat kecuali logam yang kebanyakan tidak dapat terbakar dengan sendirinya. Sifat utama dari kebakaran benda padat adalah bahan-bakarnya tidak mengalir dan sanggup menyimpan panas baik sekali. Misalnya karet, kertas, kayu, plastic. Kebakaran Golongan B. Kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar. Misalnya solvent, pelumas, produk minyak bumi, pengencer cat, bensin, dan cairan yang mudah terbakar lainnya. Kebakaran Golongan C. Kebakaran dari instalasi listrik dan listrik itu sendiri bertegangan. Kebakaran Golongan D. Kebakaran logam seperti magnesium, titanium, uranium, sodium, lithium, dan potassium. Tahap-tahap Kebakaran Proses terjadinya kebakaran pada gedung atau ruang tertutup terbagi menjadi lima tahap, yaitu sebagai berikut Tanubrata, 2006 a. Tahap Penyalaan Tahap ini ditandai dengan munculnya api dalam ruangan. Proses timbulnya api dalam ruangan ini disebabkan oleh adanya energi panas yang mengenai material yang dapat terbakar dalam ruang, misalnya ledakan kompor, tabung gas, hubungan singkat arus listrik, puntung rokok membara, dll. Akibat dan gejala yang ditimbulkannya masih relatif kecil sehingga kejadian pada tahap ini seringkali tidak diketahui. b. Tahap Pertumbuhan Growth Period Setelah tahap penyalaan, api mulai berkembang sebagai fungsi dari bahan bakar, dengan sedikit atau tanpa pengaruh dari ruangan. Udara yang ada di dalam ruangan masih cukup untuk mensuplai pembakaran. Jika material yang terbakar masih cukup banyak dan pertumbuhan api berlangsung terus, sehingga menyebabkan temperatur ruangan naik. Keadaan demikian ini disebut api dikendalikan bahan bakar. Pada tahap ini api masih teralokasi dan temperatur ruangan masih relatif rendah, di bawah 300 derajat C. Tahap pertumbuhan ini merupakan tahap yang paling baik untuk evakuasi penghuni dan sensor-sensor pencegah kebakaran harus sudah bekerja. Asap dan gas-gas beracun masih sedikit, sehingga ruangan masih cukup aman bagi tindakan evakuasi. Upaya pengendalian kebakaran sebaiknya dilakukan pada tahap ini, oleh karena selepas flashover api susah dikendalikan. c. Tahap Flashover Flashover secara umum didefinisikan sebagai masa transisi antara tahap pertumbuhan dengan tahap pembakaran penuh. Proses berlangsungnya sendiri sangat cepat, berkisar 300-600 derajat C. Munculnya flashover disebabkan oleh adanya ketidakstabilan panas di dalam ruangan. Beberapa kriteria kapan terjadinya flashover yaitu Saat lidah api flame menyentuh langit-langit. Saat lidah api flame mulai menjulur keluar bukaan. Saat temperatur lapis atas ruangan mencapai 300-600 derajat C. Saat timbul tingkat radiasi kritis pada lantai ruangan yang besarnya 2 cm2. Ketika flashover tercapai, yang sebelumnya terbakar sebagian mendadak dan serentak terbakar seluruhnya. Jadi flashover adalah kondisi batas dimulainya kebakaran total dalam ruangan. Kecepatan pembakaran naik secara cepat sehingga api sukar dikendalikan. Oleh karena itu perkiraan kapan terjadinya flshover sangat penting dalam pengkajian perilaku kebakaran dalam ruangan. d. Tahap Pembakaran Penuh Fully Developed Fire Pada tahap ini kalor yang dilepaskan heat release adalah yang paling besar, karena kebakaran terjadi di seluruh ruangan. Seluruh material dalam ruang terbakar, sehingga temperatur dalam ruang menjadi sangat tinggi, mencapai 1200 derajat C. Pada tahap ini perkembangan api sangat dipengaruhi oleh dimensi dan bentuk ruangan, terutama lebar bukaan, karena udara dalam ruangan sendiri sudah tidak mampu menyuplai pembakaran sepenuhnya. Kondisi demikian biasa disebut sebagai api yang dikendalikan oleh ventilasi. Akibat yang mungkin timbul adalah rusaknya elemen-elemen akibat thermal stress, kerusakan pada komponen struktur pendukung, kemudian runtuhnya bangunan. e. Tahap Surut Decay Tahap surut tercapai bila material terbakar sudah habis dan temperatur ruangan berangsur turun. Selain penurunan temperatur, ciri lain tahap ini adalah turunnya laju pembakaran. Pada tahap ini perkembangan api kembali sebagai fungsi dari material yang terbakar. Semakin menyusut bahan-bahan yang dapat terbakar dalam ruangan semakin api surut. Prosedur dan Metode Pemadaman Kebakaran Prosedur penanggulangan kebakaran wajib disusun oleh instansi kerja yang kemudian harus disosialisasikan kepada seluruh pekerja. Kewajiban penyusunan prosedur penanggulangan kebakaran dijelaskan pada KEPMENAKER bahwa kewajiban pengurus atau perusahaan yaitu memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi tempat kerja yang mempekerjakan lebih dari 50 lima puluh orang tenaga kerja dan atau tempat kerja yang berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat. Adapun metode pemadaman kebakaran menurut NFPA 1991 adalah sebagai berikut Triasbudi, 1998 a. Pendinginan Cooling Suatu kebakaran dapat dipadamkan dengan mendinginkan permukaan dan bahan terbakar dengan menggunakan bahan semprotan air sampai mencapai suhu di bawah titiknya. Pendinginan permukaan dan minyak yang terbakar akan menghentikan proses terbentuknya uap. Bila penguapan dapat dihentikan, kebakaran akan berakhir. b. Penyelimutan Smothering Suatu kebakaran dibatasi dengan memutus hubungannya dengan oksigen atau udara yang diperlukan dalam terjadinya proses kebakaran. Menyelimuti bagian yang terbakar dengan CO2 atau busa akan menghentikan suplai udara. c. Pemisahan bahan yang terbakar Suatu kebakaran dari bahan yang terbakar dapat dipisahkan dengan jalan menutup aliran yang menuju ke tempat kebakaran atau menghentikan suplai bahan bakar yang dapat terbakar. d. Memutus rantai reaksi Pemutusan rantai reaksi pembakaran ini dapat dilakukan secara fisik, kimia atau kombinasi fisika-kimia. Secara fisik, nyala api dapat dipadamkan dengan peledakan bahan peledak di tengah-tengah kebakaran. Secara kimia, pemadaman nyala api dapat dilakukan dengan pemakaian bahan-bahan yang dapat menyerap hidroksit OH dari rangkaian rantai reaksi pembakaran. Daftar Pustaka Ramli, Soehatman. 2010. Petunjuk Praktis Manajemen Kebakaran fire management. Jakarta Dian Rakyat. Tanubrata, M. 2006. Perencanaan Bangunan Terhadap Api. Yogyakarta Universitas Teknologi Yogyakarta. Triasbudi, Heny. 1998. Dalam Sifat-Sifat dan Dinamika Api. Jakarta Direktorat Pengolahan PERTAMINA.
Media pemadam bisa terbuat dari berbagai bahan. Tipe pemadam api sendiri dapat dibedakan sesuai dengan kemampuan dan efektivitasnya dalam memadamkan api. Ada pemadam kelas A, B, C, D, dan K. Setiap kelas tersebut memiliki karakteristik masing-masing sesuai dengan jenis bahan pembakar di tempat terjadinya kebakaran. Pemilihan alat dan agen pemadam kebakaran yang tepat bisa melalui jasa sistem proteksi kebakaran. 6 Jenis Media Pemadam Agen pemadam terus dikembangkan agar bisa secara efektif mengatasi terjadinya kebakaran. Apalagi bahaya kebakaran bisa sangat berat, tak hanya materi tapi juga korban jiwa. Pemadaman yang efektif bisa membantu meminimalkan kerusakan dan kerugian akibat kebakaran. Baiklah. Berikut ini 6 jenis media atau agen pemadam. Air Air merupakan cairan utama yang digunakan untuk pemadam kebakaran. Meskipun kadang ada beberapa zat aditif yang juga ditambahkan. Air murni tidak cocok digunakan untuk cuaca dingin karena bisa membeku. Beberapa tipe air untuk pemadam menggunakan zat anti beku sehingga bisa digunakan dalam cuaca dingin. Pemadam dari bahan air juga kadang mengandung agen basah yang didesain untuk membantu meningkatkan efektivitas melawan api. Agen pemadam jenis ini utamanya digunakan untuk kebakaran kelas A. Pemadam air kabut merupakan tipe pemadam dari bahan air yang menggunakan air yang didestilasi dan dikeluarkan sebagai semprotan. Air kabut atau water mist digunakan saat sumber air bisa menyebabkan kerusakan pada personal dan peralatan yang ada. Aplikasi ini bisa digunakan juga untuk ruangan operasi, museum, dan ruang buku. Film-Forming Foam Type Film-foaming foam baik berupa AFFF atau FFFP digunakan untuk kebakaran kelas A dan B. Seperti namanya, ini mengeluarkan material foam bukan cairan atau bubuk. Tipe agen pemadam yang satu ini juga tidak cocok digunakan untuk temperatur dingin atau beku. Kelebihan dari tipe pemadam ini, yaitu saat digunakan pada kebakaran kelas B dengan cairan yang terbakar. Ini bisa memiliki kemampuan untuk mengambang dan melindungi permukaan cairan. Kemampuannya ini bisa membantu api tidak menyala kembali. Karbon Dioksida Karbon dioksida merupakan media pemadam kebakaran yang tidak meninggalkan residu saat digunakan. Ini bisa melindungi lokasi dan peralatan elektronik dari risiko kerusakan akibat kebakaran. Aplikasinya juga cocok untuk tempat seperti area persiapan makanan, laboratorium, dan percetakan. Pemadam dari karbon dioksida terdaftar sebagai pemadam untuk kelas B dan C. Agen pemadam ini keluar dalam bentuk gas atau awan salju. Ini memiliki jarak pendek yaitu sekitar 1 sampai meter. Pemadam dari bahan karbon dioksida tidak direkomendasikan untuk kebakaran luar ruangan yang berangin. Ini karena bahan ini bisa dengan cepat menghilang dan mencegah pemadaman. Bahan ini dapat mengurangi jumlah oksigen di sekitar api dan harus digunakan dengan hati-hati jika dikeluarkan di ruangan terbatas. Zat Kimia Kering Zat kimia kering bisa berupa zat kimia kering biasa atau zat kimia kering multiguna. Zat kimia kering biasa berupa bubuk yang terdiri dari partikulat-partikulat kecil. Tipe bahan yang tersedia misalnya sodium bicarbonate dan potassium bicarbonate. Zat kimia kering memiliki karakter spesifik yang bisa menyediakan resistansi untuk pengepakan dan penyerapan air. Zat kimia kering multiguna terdiri dari agen berbasis ammonium phosphate. Agen pemadam ini digunakan seperti zat kimia kering biasa untuk kebakaran kelas B. Bagi penggunaan kebakaran kelas A, jenis agen ini memiliki karakter tambahan, yaitu melembutkan dan melekat saat bersentuhan dengan permukaan panas. Bahan ini menempel dan membentuk lapisan yang menutupi dan mengisolasi bahan bakar dari udara. Agen ini sedikit memiliki efek pendingin. Pemadaman tidak dapat dilakukan secara mendalam kecuali jika dikeluarkan ke bawah permukaan atau bahannya disebarkan. Zat Kimia Basah Media pemadam kebakaran dapat terdiri dari berbagai kombinasi bahan. Ini bisa terbuat dari air dan tambahan zat kimia. Agen basah biasanya memiliki pH atau kurang. Pada kelas kebakaran A, agen pemadam bekerja sebagai pendingin. Pada kebakaran kelas K yang melibatkan minyak masak, agen berbentuk busa untuk mencegah nyala berulang. Kandungan air dalam agen bisa membantu dalam pendinginan dan mengurangi temperatur dari minyak panas dan lemak. Pemadam berbahan zat kimia basah juga meningkatkan visibilitas selama pemadaman. Bubuk Kering Agen pemadam tipe bubuk kering digunakan untuk kebakaran kelas D dan logam tertentu. Agen pemadam yang satu ini bisa diterapkan pada alat pemadam api atau dengan sendok dan sekop. Penggunaan sekop sering disebut sebagai alat pemadam api yang digerakkan dengan tangan. Banyaknya pilihan media pemadam ini perlu disesuaikan dengan kebutuhan setiap bangunan dan jenis kebakarannya. PT. Totalfire Indonesia bisa membantu untuk penyediaan dan pemasangan berbagai alat pemadam kebakaran. Kami memiliki para ahli yang bisa dipercaya untuk perencanaan sistem proteksi kebakaran yang optimal. Tak hanya sampai proses instalasi, kami juga menyediakan jasa untuk pemeliharaan dan perbaikan.
Pemadam kebakaran memadamkan api di sebuah gedung industri yang terbakar usau serangan drone Rusia, di Kiev, Ukraina pada Minggu 28/5/2023. Foto Sergei Supinsky/AFPIbu dan anak beserta seorang wanita lainnya tewas dalam serangan udara di Ibu Kota Kiev pada Kamis 1/6. Insiden terjadi ketika ketiganya hendak mencari perlindungan di penampungan Distrik Desnyanskyi, tetapi tidak ada yang membukakan pintu untuk lokasi kejadian terletak tidak jauh dari sebuah klinik medis yang berada di distrik dengan populasi terpadat dari Reuters, kabar ini dikonfirmasi kebenarannya oleh Wali Kota Kiev, Vitali Klitschko, dalam keterangannya di hari yang sama. “Tiga orang, salah satunya seorang anak, tewas di dekat klinik tadi malam,” ujar petinju pemenang kejuaraan kelas berat dunia itu.“Sebuah puing rudal jatuh di dekat pintu masuk klinik empat menit setelah peringatan udara diumumkan. Dan orang-orang menuju ke tempat penampungan,” jelas setempat mengungkapkan, orang-orang tidak dapat masuk ke tempat perlindungan itu lantaran ditutup. Hal serupa disampaikan oleh suami dari ibu dan anak yang menjadi korban tewas, Yaroslav dia, saat peringatan serangan udara berbunyi sang istri membawa putri mereka dan berlari ke pintu masuk lokasi penampungan untuk berlindung. Namun, ketika mereka tiba pintu shelter tersebut dikunci.“Pintu masuk dikunci, mungkin sudah ada lima hingga 10 perempuan dengan anak-anak. Tidak ada yang membukakan pintu untuk mereka. Mereka mengetuk pintu dengan cukup keras,” ujar Ryabchuk.“Mereka mencoba masuk ke tempat penampungan, tidak ada yang membukakan pintu untuk mereka. Istri saya meninggal,” sesal Klitschko terkait korban jiwa juga dibenarkan polisi setempat. Pihaknya mengatakan, tiga orang telah tewas termasuk seorang anak perempuan berusia sembilan tahun dan ibunya. Mereka pun membuka investigasi kriminal atas kejadian terpisah, Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa sistem pertahanan udara mereka telah menembak jatuh semua 10 rudal balistik dan rudal jelajah Iskander yang ditembakkan oleh Rusia ke ibu kota. Ini diketahui merupakan serangan ke-18 terhadap Kiev sejak awal Klitschko berpendapat lain. Dia mengatakan, serangan udara Rusia telah menghantam tiga gedung sekolah, satu taman kanak-kanak, enam apartemen, dan satu kantor polisi. Klitschko tidak merinci apa target utama yang dituju serangan biasanya militer Rusia menargetkan serangan terhadap infrastruktur energi di Ukraina, tetapi kali ini otoritas terkait mengaku tidak ada fasilitas energi yang terdampak serangan.
Media pemadam api adalah suatu media atau zat yang mempunyai kemampuan khusus untuk memadamkan api yang telah diklasifikasikan dalam kelas kebakaran menurut penyebabnya. Untuk menangani kelas-kelas kebakaran tersebut, di Indonesia umumnya ada empat jenis media pemadam api yang sering digunakan. Media tersebut yaitu dry chemical powder, cair, foam, dan CO2 karbon dioskida. Keempat media tersebut dapat digunakan untuk proteksi dari kebakaran. Baik untuk penggunaan pribadi, fasilitas umum rumah sakit, sekolah, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, maupun pabrik. Media Pemadam Api Dry Chemical Powder Cocok Untuk Segala Jenis Kebakaran Media pemadam api dry chemical powder sangat serbaguna karena dapat memadamkan segala jenis kebakaran. Baik kebakaran akibat benda padat mudah terbakar seperti kertas atau kain, kebakaran yang disebabkan oleh zat cair mudah terbakar bensin, thinner, cat, dan lain sebagainya, kebakaran yang disebabkan oleh elektrikal atau listrik, dan kebakaran yang disebabkan oleh benda metal mudah terbakar magnesium, potasium, dan titanium. Media dry chemical powder berbentuk seperti bubuk bedak dan bersifat menutupi area kebakaran sehingga mencegah kontak dengan oksigen. Dengan berkurang atau hilangnya elemen oksigen, maka api akan mudah dipadamkan. Karena oksigen adalah salah satu unsur pembentuk api yang terangkai dalam segitiga api. Namun penggunaan alat pemadam api media dry chemical dapat menyebabkan gangguan pernafasan jika terhirup dan digunakan di dalam ruangan. Sebaiknya gunakan masker atau breathing apparatus agar bubuk tidak terhirup. Macam-Macam Media Pemadam Api Media pemadam api memiliki beberapa jenis selain media dry chemical powder. Media pemadam api lainnya juga sangat ampuh mengatasi kebakaran sesuai dengan klasifikasi kelas kebakaran. Berikut adalah media pemadam api dengan spesifikasi dan keunggulannya Media Pemadam Api Cair Media pemadam api cair bersifat menembus bahan yang terbakar dan menciptakan efek pendinginan sehingga api tidak akan kembali menyala. Alat pemadam api dengan media cair cocok digunakan untuk memadamkan kebakaran yang disebabkan oleh material padat mudah terbakar seperti kayu, sampah kering, kertas, dan tekstil. Selain itu alat pemadam api media cair juga dapat memadamkan kebakaran yang disebabkan oleh zat cair mudah terbakar seperti bensin, solar, dan thinner. Saat menggunakan alat pemadam api dengan media cair sebaiknya menghindari kontak dengan peralatan kelistrikan karena sifat air yang konduktif. Media Pemadam Api CO2 Media alat pemadam api CO2 atau karbon dioksida memadamkan api dengan cara menghilangkan unsur oksigen dari segitiga api dan juga menghilangkan panas dengan gas yang dingin. Alat pemadam api dengan media CO2 dapat digunakan untuk memadamkan api yang disebabkan oleh zat cair mudah terbakar dan kebakaran akibat elektrikal. Media alat pemadam api CO2 biasa digunakan untuk memadamkan api yang disebabkan oleh elektrikal karena sifatnya yang non-konduktif sehingga aman. Selain itu media CO2 juga tidak meninggalkan residu yang dapat mengganggu kinerja peralatan elektronik. Biasanya, fisik tabung alat pemadam api media CO2 akan tebal dan berat karena adanya tekanan tinggi di dalam tabung yaitu sekitar 200 bar. Saat penggunaan alat pemadam api media CO2 di dalam ruangan, pengguna sebaiknya menggunakan alat bantu pernafasan atau breathing apparatus sehingga pasokan oksigen tetap terjaga. Media Alat Pemadam Api Foam Media alat pemadam api foam bersifat mendinginkan sehingga mencegah pengapian ulang dan menutupi area kebakaran dengan sempurna. Cara kerja alat pemadam api media foam yaitu dengan menghilangkan elemen panas dan memisahkan unsur oksigen dari unsur lainnya. Material media foam yaitu air dan biang foam busa yang dapat mengatasi kebakaran yang disebabkan oleh material padat mudah terbakar dan material cair mudah terbakar. Setelah mengetahui macam-macam media alat pemadam api, terutama yang ada di Indonesia. Kini Anda juga dapat mengetahui media alat pemadam api yang cocok untuk memproteksi rumah, kantor, gedung, atau pabrik. Tentunya dengan menyesuaikan aset-aset yang terdapat di dalamnya yang mungkin berpotensi menyebabkan kebakaran. Saat menggunakan alat pemadam api, pastikan kecakapan dan keamanan pengguna dengan mengetahui cara penggunaan alat pemadam api terlebih dahulu. Sehingga proses pemadaman dapat berjalan mudah dan efektif. Comments pingbacks / trackbacks
Kebakaran dapat terjadi di mana saja dan kapan saja selama ada pemicunya, seperti bahan-bahan yang mudah terbakar. Jika Anda memiliki aset yang terindikasi bahan yang mudah terbakar maka Anda harus menyiapkan fire equipment yang dapat memproteksi aset Anda dan mengetahui bagaimana cara menggunakan alat pemadam api, salah satunya adalah alat pemadam api ringan. Alat pemadam api juga memiliki berbagai macam media yang disesuaikan dengan jenis kebakaran yang telah dikelompokkan pada klasifikasi kelas kebakaran. Klasifikasi Kelas Kebakaran Sebelum Anda membeli alat pemadam api, sangat penting bagi Anda untuk mengetahui alat pemadam api seperti apa yang tepat sehingga efektif dalam penanganan kebakaran. Ada beberapa jenis kebakaran yang diklasifikasikan berdasarkan bahan penyebab kebakaran. Setiap alat pemadam api memiliki kriteria masing-masing yang dibuat khusus untuk penanganan jenis kebakaran tertentu. Dengan mengetahui kelas-kelas kebakaran tersebut tentunya akan membantu Anda mengenali risiko yang mungkin terjadi sewaktu-waktu. Klasifikasi Kebakaran Kelas A Kebakaran kelas A adalah kebakaran yang disebabkan oleh benda padat yang mudah terbakar seperti kayu, kain, kertas, atau plastik. Klasifikasi Kebakaran Kelas B Kebakaran kelas B adalah kebakaran yang disebabkan oleh benda cair atau gas yang mudah terbakar seperti bensin, cat, thinner, gas LPG, dan gas LNG. Klasifikasi Kebakaran Kelas C Kebakaran kelas C adalah kebakaran yang disebabkan oleh penggunaan komponen elektrik listrik seperti televisi, refrigerator, instalasi listrik, dan lain sebagainya. Klasifikasi Kebakaran Kelas D Kebakaran kelas D adalah kebakaran yang disebabkan oleh benda metal yang mudah terbakar seperti potassium, sodium, aluminium, dan magnesium. Media Alat Pemadam Api Pemilihan media alat pemadam api dapat disesuaikan dengan lokasi atau tempat yang ingin diproteksi agar lebih efektif. Berikut Media alat pemadam api untuk memadamkan kebakaran yang sesuai dengan kelasnya Media Alat Pemadam Api Cair Media alat pemadam api cair biasa digunakan untuk kebakaran kelas A dan B. Media Alat Pemadam Api Powder Media alat pemadam api dry powder atau dry chemical powder digunakan untuk mengatasi kebakaran kelas A, B, C, dan D. Media Alat Pemadam Api CO2 Karbon Dioksida Media alat pemadam api CO2 atau karbon dioksida carbon dioxide dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas B dan C. Media Alat Pemadam Api Foam Media alat pemadam api foam dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas A dan B. Showing 36 comments pingbacks / trackbacks
manakah yang tidak termasuk dalam media pemadam kebakaran